Channel9.id – Jakarta. Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menghadiri gala diner dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS). Prabowo duduk satu meja dengan pemimpin-pemimpin negara sahabat, di Singapura, Sabtu 11 Juni 2022.
Prabowo satu meja dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Menteri Pertahanan AS Lloyd J. Austin, Menteri Pertahanan Australia Richard Donald Marles, dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe.
Posisi Prabowo di tengah pemimpin-pemimpin negara sahabat seperti sedang menunjukkan bahwa kedudukan Indonesia di mata dunia sangatlah strategis. Indonesia memiliki peran penting dalam upaya menjaga perdamaian dunia yang sejalan dengan pembukaan UUD 1945.
Baca juga: Prabowo Ungkap “The Asian Ways” untuk Pengaruhi Dunia Hidup Damai
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Prabowo saat berbicara di forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 bertajuk “Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar,” di Singapura, Sabtu 11 Juni 2022.
Pada forum tersebut, Prabowo berbicara tentang pentingnya peran Indonesia dalam geopolitik Indocina yang menyebabkan negara-negara jajahan berhasil merdeka dari jerat imperialisme dan kolonialisme.
Faktor itu dipengaruhi oleh pemimpin Indonesia Presiden Soekarno yang berhasil menggagas gerakan non-blok.
Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mengatakan, Asia memang memiliki cara tersendiri dalam menghadapi tantangan dan menciptakan situasi damai. Cara strategis itu dikenal dengan sebutan “The Asian Ways”.
“Dalam pengalaman kami, selama 40 hingga 50 tahun terakhir, kami telah menemukan cara kami sendiri, cara Asia untuk menyelesaikan tantangan ini,” ujar Prabowo dalam pidatonya, Sabtu 11 Juni 2022.
Forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 ini, merupakan salah satu forum terpenting bagi pejabat senior dunia untuk berbagi perspektif baru tentang tantangan keamanan yang berkembang di Asia
Seusai berpidato di forum IISS, Prabowo mendapat pujian dari para pakar luar negeri. Pujian itu datang dari seorang profesor bernama Hoo Chiew Ping yang merupakan dosen senior di National University of Malaysia.
Dia menyatakan, Prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik di forum tersebut karena tidak mengangkat narasi Barat seperti biasanya. Hoo menceritakan para penonton bertepuk tangan sebelum Prabowo mengakhiri penyampaiannya.
Menurutnya, hal ini jarang terjadi. Hoo menceritakan Prabowo memulai penampilannya dengan gelombang gerakan independensi setelah perang dunia kedua untuk berargumen tentang anti-kolonialisme di antara negara-negara yang lebih kecil atau lebih lemah ketika menghadapi tekanan kekuatan besar dunia.
“Prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik (bukan narasi Barat seperti biasanya). Beberapa penonton bertepuk tangan sebelum ia mengakhiri penyampaiannya (juga jarang terjadi),” ujar Hoo Chiew Ping.
Prabowo, menurut Hoo, juga mencontohkan bagaimana negara-negara Asia percaya pada kepemimpinan yang bijaksana karena mereka adalah yang paling terpengaruh oleh kekuatan besar. Pengalaman umum dijajah dan diperbudak membuat negara-negara Asia mencari cara kolektif untuk menciptakan lingkungan yang ramah.
Pujian terhadap penampilan Prabowo juga datang dari Twitter @willschoong yang mengatakan bahwa penyampaian Prabowo singkat dan tajam. Pemilik akun terserbut adalah Senior Fellow di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura.
“Saya baru saja menetap, tetapi sepertinya pidato @prabowo cukup singkat, katakanlah 12 menit? Dalam satu tahun, pembicara sebelumnya agak mengoceh, melompat dari halaman ke halaman. Penyampaian Prabowo singkat dan tajam,” ujarnya.
HY