Channel9.id-Turki. Ribuan korban gempa di 10 kota Turki dipercaya masih terkubur di bawah puing-puing bangunan yang runtuh setelah dihantam dua gempa besar berkekuatan 7,8 dan 7,6 pada hari Senin lalu, Jumat (10/2). Dahsyatnya jumlah korban jiwa pada gempa ini tak bisa dipisahkan dari fakta bahwa banyak gedung-gedung besar yang runtuh dan membuat banyak orang bertanya-tanya apakah gempa itu sudah memenuhi standar? Atau ada kecerobohan dari pihak pemerintah?
Faktanya, selama 20 tahun Turki sudah mempersiapkan infrastruktur kotanya agar mampu menahan guncangan gempa, namun hal itu dipatahkan oleh gempa 7,8 dan 7,6 pada hari Senin lalu yang terjadi secara berurutan.
Baca juga: Turki-Suriah Kelimpungan Hadapi Situasi Pascagempa
Menurut Professor Okan Tuysuz, insinyur geologi dari Universitas Teknik Istanbul, mengatakan kalau kekuatan gempa yang dahsyat dan terjadi secara berurutan tersebut merupakan salah satu faktor utamanya.”Gempa pertama kekuatannya hampir sama dengan ledakan 5 juta ton TNT dan yang kedua hampir setara dengan ledakan 3,5 juta ton TNT. Wajar banyak gedung yang tak mampu menahan kekuatan sebesar itu,” ujarnya.
Sinar Turkkan, seorang teknik sipil dan ketua Asosiasi Retrofit Gempa Turki juga menyetujui pernyataan Profesor Okan. “Selain kuat, gempa itu juga terjadi secara berurutan,” jelasnya. “Banyak gedung saat itu hanya mengalami kerusakan ringan sampai sedang pada saat diguncang gempa pertama, namun baru jatuh saat dihantam guncangan kedua,” lanjutnya.
Walaupun para ahli itu mengakui bahwa gempa kuat yang terjadi secara berurutan itu memang sangatlah berbahaya, mereka tetap menekankan bahwa hal ini masih bisa diantisipasi.
“Menurut data dari pemerintah, sekitar 6,000 sampai 7,000 bangunan runtuh pada hari Senin lalu. Mau sekuat apapun gempa, seharusnya dampak yang diberikan tak separah ini jika bangunan-bangunan itu sudah memenuhi standar yang ditetapkan,” ujar Turkkan.
Pada hari Rabu lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kalau gempa sebesar ini tidak mungkin dapat diantisipasi. Dia pun berjanji kalau negara akan membangun kembali gedung-gedung yang runtuh dalam waktu satu tahun.
Kebanyakan gedung yang runtuh pada hari Senin dibangun pada tahun 1999, ketika gempa berkekuatan 7,6 menghantam daerah Marmara Barat dan menewaskan 17,500 warga. Sejak saat itu, pemerintah terus mengembangkan kode desain seismik Turki secara signifikan dan pada tahun 2008 memulai proyek transformasi perkotaan yang ambisius untuk mempersiapkan Turki menghadapi gempa bumi besar berikutnya.
RAG