Channel9.id-Yogyakarta. Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjadi keynote speech sekaligus membuka Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila bertajuk “Wicara Pancasila: Gotong Royong Membangun Masyarakat Berkeadilan” di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (28/08/23).
Dalam sambutannya Prof. Yudian mengatakan, dari banyak faktor yang membuat Indonesia memiliki anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, setidaknya ada dua yang membuat Indonesia menjadi utuh dalam persatuan dan diberikan segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa. Dua diantaranya, dikatakan Prof. Yudian karena Bangsa Indonesia beriman dan bersatu.
“Negara kita ini diberi segala-galanya oleh Tuhan Yang Maha Esa, karena (saya ambil dua saja), karena beriman dan bersatu. Karena kita beriman itu, Ketuhanan Yang Maha Esa itoloh maksudnya, semua agama disitu yang secara resmi diakui oleh konstitusi dan Pancasila,” ujarnya.
Selain itu, Yudian menyampiakan dari sisi religiusnya, NKRI dengan falsafah Pancasilanya merupakan negara yang paling dikasihi Tuhan.
“NKRI dengan falsafah Pancasila ini dari segi religiusnya, merupakan negara yang paling dikasihi Tuhan, dengan bahasa lain, NKRI ini dengan Pancasila ini merupakan negara tempat terkabulnya doa dan perjuangan para nabi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Yudian membangun kembali semangat nasionalisme para mahasiswa dengan mengingatkan perjuangan kemerdekaan dan mengutip ungkapan Ir. Soekarno yaitu “Beri aku 1000 orang tua, akan kucabut semeru, beri aku 10 pemuda, akan kuguncang dunia”. Prof. Yudian bertanya kepada para mahasiswa, “apakah ungkapan Bung Karno tersebut sudah menjadi kenyataan atau belum?”.
Yudian menjelaskan kenyataan kehebatan Pancasila tersebut sudah dibawa oleh Ir. Soekarno dalam forum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 30 September 1960 yang menyampaikan pidato berjudul Membangun Dunia Kembali (To Build The World A New), yang salah satunya sebagai ajakan Bung Karno untuk membangun dunia kembali didasarkan pada Pancasila.
“Bung Karno sebagai Presiden Republik Indonesia berpidato di PBB, itulah resmi Presiden Indonesia, menjadi presiden ketiga dimuka bumi, itu Pancasila menjadi jalan tengah ketiga di muka bumi,” tegasnya dihadapan para mahasiswa.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisopol) UGM Wawan Mas’udi menyampaikan tema sosialisasi membangun masyarakat berkeadilan menjadi sebuah agenda nasional dan agenda kebangsaan yang sekaligus secara terus menerus menjadi tantangan bagi segenap anak bangsa.
“Pancasila sudah menjadi konsesus nasional, perjuangan berat yang dilakukan oleh para pendiri Republik ini, untuk kemudian sampai pada sebuah rumusan ideologis, bagaimana Indonesia yang masyarakatnya sangat plural, bagaimana Indonesia yang sejarahnya sangat panjang, bagaimana Indonesia yang potensinya luar biasa itu, pada akhirnya harus bisa membawa nilai-nilai kesejahteraan, nilai-nilai keadialan bagi masyarakatnya, rumusan ideologi Pancasila arahnya kesitu,” terangnya.
Wawan mengucapkan kolaborasi antara UGM dan BPIP diharapkan bukan semata-mata untuk mensosialisasikan Pancasila sebagai ideologi yang sudah menjadi konsensus nasional, tapi menjadikan Pancasila sebagai inspirasi bagi semua orang, termasuk generasi muda untuk bisa menghadapi tantangan-tantangan, diantaranya terkait perubahan iklim, transformasi digital dan social inclusion.
“Bagaimana Pancasila menjadi sumber inspirasi untuk membangun masyarakat berkeadilan itu, dalam kacamata kami, ada tiga tantangan besar untuk mewujudkan masyarakat berkeadilan, yang kalau dalam konteks Fisipol kami kerangkai dalam satu narasi besar yang disebut sebagai triple discruption dan megashift, tiga discrupsi besar yang kira-kira menjadi agenda untuk mewujudakn masyarakat berkeadilan,” jelasnya.
Semangat membangun bangsa dan menghadapi berbagai tantangan disampaikan juga oleh Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakosoyang menggambarkan bahwa keragaman keilmuan di Universitas dan para mahasiswanyalah yang akan membawa Indonesia kedepan.
“Disinilah di kiri-kanan kita, yang menentukan Indonesia sekarang ini, ada Kehutanan (fakultas), Fisipol, Hukum, Ekonomi, Ekonomi Pancasila, Indonesia itu besar, yang seperti disampaikan Pak Dekan tadi, Indonesia juga majemuk, Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Ghifari, Toto Suparwoto menyampaikan terima kasih kepada BPIP yang senantiasa memberikan pembinaan ideologi Pancasila terhadap Yayasan Ghifari. Seusai acara Wicara Pancasila di UGM, Ia juga mengajak Kepala BPIP untuk mengunjungi Yayasan di Bantaran Kali Code.
“Ghifari, ini adalah satu yayasan yang bergerak di bidang dakwah, sosial, keagamaan dan pendidikan. Ada beberapa hal yang sudah kami kerjasama dengan BPIP dalam rangka melakukan sosialisasi, mengedukasi masyarakat tentang ideologi Pancasila. Nah nanti setelah acara ini, kami juga akan mengajak Prof. Yudian nanti ke kali code,” ucapnya.