Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes*
Channel9.id-Jakarta. Hari-hari ini viral pengunduran diri Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto melalui rekaman pernyataan video yang dibuat dan diedarkannya pada hari Minggu, 11/08/24. Selain rekaman resmi videonya sendiri yang banyak beredar, belasan bahkan puluhan analisis tentang Hal tersebut merebak di berbagai platform, baik di media konvensional (TV, Radio, Media Cetak), apalagi di media digital (YouTube, TikTok, Facebook, Instagram, WhatsApp Group dan sebagainya).
Meski harus diakui, saya memang pernah menjabat sampai di posisi Wakil Ketua Umum DPP yang sebelumnya juga sempat menduduki posisi selaku Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika salah satu parpol besar di Indonesia, namun karena memang de facto dan de jure sudah mengundurkan diri secara terhormat dan bermartabat semenjak 4 tahun lalu, tepatnya per 11/03/2020, maka analisis ini sama sekali tidak bernuansa politis yang murni teknis berbasis SI (Scientific Identification / Identifikasi Sains).
Jadi metode SI ini selain bisa digunakan juga untuk analisis rekaman video “syur” AD (anak musisi DB, ex Group Band Nf) yang dibuat oleh AP, mantan pacar yang bersangkutan yang diedarkan oleh AP pada hari Senin 19/12/2022 melalui media sosial X (Twitter) dengan akun S** username @b** yang kemudian jadi semakin viral ketika Senin, 24 Juni 2024 pukul 01:34 di-posting di Akun “KC” / @e…… Yang melakukan re-post dari link t…..id. 2 (dua) video syur yang masing-masing berdurasi 11-detik dan 19-detik ini merupakan bagian dari total aslinya yang berjumlah 5 rekaman video dan konon direkam oleh AP tanpa disadari oleh AD selaku saksi korban kasus video porno tersebut.
Kembali pada rekaman video yang dibuat oleh Airlangga Hartarto sebagai inti tulisan ini, analisis ini bersumber dari rekaman video dari angle yang berbeda dengan rekaman resmi video yang mayoritas ditayangkan di berbagai media sebelumnya. Karena video yang resmi diambil dari posisi tepat berada di depan wajah Airlangga Hartarto, namun video yang ditayangkan di kanal YouTube Suara.com melalui URL: youtu.be/r_tqquxj20c?si=iIYNRd9b4LLafLeV dengan judul “Airlangga Hartarto Disuruh Baca Ulang Kalimat Pengunduran Diri” ini diambil dari posisi sedikit menyamping, yang biasanya dimaksudkan sebagai sudut kamera alternatif bilamana kamera utama -yang tepat didepan wajah- mengalami gangguan atau memang sengaja agar tidak terkesan terlalu statis (ganti angle shooting).
Sedikit catatan teknis soal kamera utama yang digunakan (agar sosok pembaca statemen terkesan “hafal” dan tidak tampak membaca teks), maka memang lazim digunakan bantuan alat bernama teleprompter. Perangkat ini banyak dijumpai di studioTV/Broadcast yang juga saat seseorang berpidato di podium agar bisa (seolah-olah) tampak lancar berbicara tanpa teks. Padahal sesungguhnya dia hanya tinggal membaca melalui teleprompter tersebut. Selain teleprompter, para presenter atau orator juga bisa dilengkapi dengan earpiece feeder, yang bisa dipandu dari orang lain, agar seolah-olah tampak lancar dalam atau pintar menjawab, sebagaimana kasus Samsul yang melakukan cheating ini dalam debat yang lalu.
Kemarin teleprompter yang digunakan Airlangga Hartarto bermerk Ikan Studio, kebetulan namanya memang “Ikan” (tetapi tidak ada hubungannya dengan kuis nama-nama ikan yang sempat viral beberapa tahun lalu), karena produk dari Houston Texas Amerika ini kebetulan saja bernama “Ikan” dan memang sering digunakan dalam Video Production Unit. Menggunakan Layar LED (Light Emitting Diode) Monitor ukuran 14″ sd 20″ yang dipantulkan ke kaca cermin tepat di depan lensa kamera yang digunakan, maka ketika seseorang membaca teks di layar monitor tersebut akan tepat menghadap lensa kamera, dan membuatnya seolah-olah hafal tanpa teks, padahal membaca.
Uniknya dalam video yang ditayangkan di YouTube Suara.com di atas, meski sudah menggunakan teleprompter text yang dipasang tepat di depannya, ternyata beberapa kali Airlangga Hartarto salah membaca detail dan bahkan harus mengulang kata-kata yang salah tersebut. Padahal kita kenal yang bersangkutan adalah seseorang yang sudah cukup senior -apalagi selain Ketum Partai juga selaku Menko – yang membuatnya pasti sudah terbiasa dan tidak canggung, apalagi terkesan “grogi”, dalam membaca teleprompter. Mengapa bisa demikian? Hal ini mungkin perlu analisis dari pakar gestur atau Psikolog untuk bisa membaca suasana hati Airlangga Hartarto saat itu.
Kesalahan pertama terjadi pada menit ke-3 detik ke-10 saat kalimat “… selaku Presiden 2025 … (kita ulangi ya, nanti di-cut ya)”. Kesalahan selanjutnya di menit ke-3 detik ke-28 saat kalimat ‘ … dalam kemenangan pas, pasangan (kita ulangi ya)”. Hal yang cukup fatal terjadi di menit ke-4 saat harus dikoreksi oleh “pengarah gaya video, kemungkinan oleh RM alias Cl” dalam kalimat “…sebagai presiden periode 2024-2029 …” dimana kalimat ini harus diulangi karena kurang kalimat ” … yang wakil presiden periode 2024-2029 …”. Jadi, mengapa Airlangga Hartarto tampak tidak lancar mengucapkan kata-kata tertentu?
Sekali lagi selaku analis teknis rekaman statemen video di atas, saya memang tidak melakukan content analysis terhadap teks yang dibaca atau psichological analysis terhadap orang yang membacanya, karena hal tersebut akan bisa jadi bahasan pakar yang lain yang tentu akan jauh lebih detail sesuai kepakarannya. Namun demikian dengan tayangya analisis teknis video (asli) ini bisa terungkap, ada apa yang bagaimana kondisi faktual Airlangga Hartarto saat membaca Statemen yang dibuatnya tersebut, karena kalau memang kondisinya “baik baik saja” tentu yang bersangkutan akan dengan sangat mudah yang lancar dalam berbicara, tidak perlu mengulang-ulang beberapa kata atau bahkan kalimatnya.
Kesimpulannya, analisis teknis berdasar SI rekaman video pernyataan Airlangga Hartarto di balik rekaman resmi yang beredar selama ini akan bisa jadi bukti ilmiah dan faktual kondisi yang kemarin terjadi. Kalau saja para analis politik kemarin sudah bisa memprediksi background pengunduran diri seorang Ketum Partai, maka rekaman video yang analisis teknis ini sangat bisa memperkuat yang menjadi bukti sahih yang tidak terbantahkan. Ini AADC-3, Tapi bukan AADC (Ada Apa Dengan Cinta) biasa, tetapi Ada Apa Dengan Cawe-cawe … ?
*Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen