Channel9.id – Jakarta. Presiden Soekarno menjadikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai city of intellect (Kota Mahasiswa) pada 1953. Hal itu dilakukan supaya kampus mewujudkan spirit sebagai pusat untuk mencerdaskan kehidupan bangas. Pun kampus adalah pusat peradaban Indonesia dengan mengutamakan nalar dan budi sebagai elemen penting nation and character building.
Dewan Pembina Megawati Istitute Hasto Kristiyanto menyampaikan, Soekarno menegaskan supremasi sains dan teknologi untuk amal dan kemanusiaan, diletakkan sebagai pilar kemajuan bagi perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan seluruh umat manusia dari berbagai belenggu penjajahan.
“Karena itulah pencanangan Rawamangun sebagai city of intellect pada 1953 oleh UNJ digelorakan kembali spiritnya. Bahwa kampus adalah pusat mencerdaskan kehidupan bangsa, pusat peradaban Indonesia, dimana nalar dan budi dikedepankan sebagai elemen penting nation and character building. Supremasi sains dan teknologi untuk Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkebudayaan,” kata Hasto dalam webinar yang digelar oleh UNJ, Rabu (4/11).
Tak hanya itu, Bung Karno menginisiasi pembuatan Buku Mustika Rasa yang berisikan rempah-rempah Indonesia serta makanan khas nusantara. Harapannya, Fakultas Tata Boga UNJ dapat mengedepankan makanan khas Indonesia. Pun Fakultas Olahraga UNJ, diharapkan terus memperjuangkan olah raga pencak silat diajarkan sejak SD.
“Hal ini guna membangun ketangguhan bangsa bagi hadirnya manusia-manusia Indonesia dengan fisik yang tangguh, sehat jasmani dan rohani,” kata Hasto.
Bung Karno sangat mendukung pendidikan dan sains dalam membangun Indonesia. Bagi Bung Karno, pendidikan adalah cermin kehidupan sebuah bangsa.
Melalui sekolah, Bung Karno menggaungkan revolusi mental untuk menumbuhkan etos warga negara. Usaha untuk menumbuhkan etos warga negara melalui pendidikan di sekolah pernah diupayakan melalui penerapan sistem pendidikan Pancawardhana. Sistem pendidikan yang menekankan pada pembangunan bangsa dan wataknya.
Hasto melanjutkan, pada 14 Maret 1948, Bung karno mencanangkan Pemberantasan Buta Huruf. Kemudian, setelah urusan buta huruf selesai, Bung Karno menginginkan Indonesia berdikari dengan mengirimkan putra-putri terbaik ke Belanda untuk belajar tentang industri perkapalan dan dirgantara.
Pada 1960-an, ribuan mahasiswa ikatan dinas dikirim keluar negeri untuk mempersiapkan pembangunan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bung Karno juga mengirimkan pemuda Indonesia ke Rusia, Polandia, Serbia, Croatia, Ukraina, Ceko, Hungaria, Belarus, Jerman, Azerbaijan, atau Uzbekistan, khusus untuk mempelajari sains, ilmu nuklir, ilmu teknik, metalurgi, hukum, ekonomi dan jurusan lainnya seperti film, teater, kebudayaan, atau politologi.
Harapan Bung Karno mengirimkan pemuda Indonesia supaya menguasai ilmu pengetahuan untuk mewujudkan negara yang berdikari dalam bidang pangan.
“Bung Karno concern pada industrialisasi dan peningkatan produksi beras,” kata dia.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Rokhmin Dahuri menyatakan, Bung Karno yang pertama kali meletakkan dasar perencanan pembangunan.
Sebagai bukti kecerdasan dan visionernya, Bung Karno pernah menggagas Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PNSB), sekitar 1950-an akhir. Konsep ini punya arah dan tujuan yang jelas yang bercita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Menurut Rokhmin, ini masih sangat relevan diterapkan sampai sekarang.
“Beliau sudah menggagas yang namanya Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dan kalau saya bedah, ini sangat related sampai sekarang,” jelas Rokhmin.
Dalam acara ini, hadir Rektor UNJ Komarudin dan Ketua Senat dan Guru Besar UNJ Hafid Abbas. Acara itu untuk menggagas kembali sejarah UNJ yang saat diresmikan oleh Bung Karno pada 1953 sebagai “Kota Mahasiswa bertajuk “Dari Rawamangun Untuk Indonesia: Menapaki Jejak Pikiran Soekarno tentang City of Intellect.
(HY)