Channel9.id-Myanmar. Pengunjuk rasa di Myanmar tertembak kepalanya saat demo minggu lalu di Myanmar akhirnya meninggal pada hari Jumat (19/2/2021). Berita ini dikabarkan oleh saudara laki-lakinya, yang menandakan korban pertama unjuk rasa Myanmar.
Berita kematiannya datang saat polisi menangkap sekitar 50 orang di kota Myitkyina.
Mya Thwate Thwate Khain, yang baru saja berumur 20, sudah dalam kondisi kritis dari tanggal 9 Februari setelah dia tertembak oleh peluru karet saat demo di pusat kota Naypyitaw.
“Aku merasa sedih, aku tak bisa berkata apa-apa,” kata saudara laki-lakinya, Ye Htut Aung, lewat telfon.
Kematiannya menjadi seruan yang lebih keras lagi untuk para pengunjuk rasa yang hari Jumat turun kejalan lagi.
Baca juga: Jurnalis Indonesia yang Tertembak di Hong Kong Mencari Keadilan
“Aku bangga padanya, aku akan tetap turun kejalan sampai kita mencapai tujuan kita, demi dia,” ujar seorang pengunjuk rasa Nay Lin Htet, 24, kepada reuters pada saat demo di kota Yangon.
Unjuk rasa hari Jumat ini menandakan sudah dua minggu warga Myanmar melawan kudeta militer. Mereka terus menyerukan untuk membebaskan para tahanan politik, termasuk Suu Kyi, non-stop selama dua minggu ini. Berbagai cara kreatif dari meretas, blokir jalan dengan memarkirkan mobil di jalan, dan melumpuhkan layanan-layanan masyarakat sudah dilakukan.
Di Myitkyina, polisi yang memakai pentungan membubarkan massa di sepanjang jalan.
Aktivis HAM, Stella Naw, mengatakan sekitar 50 orang ditangkap. “Truk militer begitu saja menangkap para pengunjuk rasa,” katanya.
(RAG)