Channel9.id-Jakarta. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berharap Group of Seven (G7) untuk sepakat dalam rencana mendonasikan 1 miliar vaksin Covid-19 ke negara miskin dan membantu program vaksinasinya, Jumat (11/6/2021).
Selang beberapa jam setelah sumpah presiden AS Joe Biden yang akan mendonasikan 500 juta vaksin Pfizernya, perdana menteri Boris Johnson menyatakan akan mendonasikan 100 juta vaksin surplusnya ke negara miskin.
Johnson sebelumnya sudah pernah menyerukan ke para pemimpin G7 untuk berkomitmen memvaksinasi seluruh dunia dan G7 diharapkan mau bersumpah dalam mendonasikan 1 miliar vaksinnya dalam KTT tiga harinya di resor Carbis Bay, Inggris.
“Karena program vaksinasi di Inggris sudah berhasil, sekarang kita berada di posisi untuk membagikan beberapa vaksin surplus kita kepada negara yang membutuhkan,” kutip surat pernyataan Boris yang akan ia bacakan nanti di KTT G7.
“Dengan kita melakukannya, kita akan maju selangkah lebih jauh untuk menuntaskan pandemi di seluruh dunia”, tambahnya.
Baca juga: Amerika Sumbang 4 Juta Dolar Untuk Vaksinasi Negara Miskin
Beberapa kelompok aktivis ada yang kecewa dengan rencana Boris Johnson karena angka tersebut masih jauh dari yang dibutuhkan. Oxfam mengestimasi kalau ada 4 miliar orang yang bergantung kepada vaksin COVAX.
Dengan populasi dunia hampir mencapai 8 miliar dan setiap orangnya harus divaksin dua kali, mereka mengatakan komitmen saat ini sudah bagus tapi para pemimpin dunia harus bertindak lebih jauh dan lebih cepat lagi.
“Tujuan G7 yang ingin memberikan dosis vaksin sebanyak 1 miliar masih kurang, dan mereka juga harus lebih cepat lagi,” kata Lis Wallace dari kelompok aktivis anti-kemiskinan ONE.
“Kita ini sekarang sedang dikejar waktu oleh Covid-19 dan semakin lama kita menanggapinya, semakin besar resikonya karena virus itu akan mengeluarkan mutasi-mutasi baru,” ujarnya.
Dari 100 juta vaksin Inggris, 80 jutanya akan diberikan ke program COVAX milik WHO, sisanya akan dibagikan secara bilateral dengan negara yang membutuhkan.
Membiarkan negara miskin untuk menangani pandemi sendirian beresiko menyebabkan vaksin untuk terus bermutasi, beradaptasi dengan vaksin. Kelompok amal juga mengatakan bantuan logistik juga diperlukan untuk membantu program vaksinasi di negara miskin.
(RAG)