Channel9.id – Jakarta. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Siber Polri membentuk tim khusus untuk mengusut kasus dugaan kebocoran data pribadi 279 juta penduduk Indonesia.
Dia menilai, seringnya fenomena kebocoran data menunjukkan bahwa Indonesia belum serius dalam melindungi data pribadi.
“Data pribadi di luar negeri sangat serius perlindungannya. Di Indonesia belum. Ini juga dikarenakan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap keamanan data pribadinya,” kata Sahroni dalam keterangannya, Senin 24 Mei 2021.
“Sehingga tugas Siber Polri selain mengusut tuntas penyelewengan data, juga harus terus mengedukasi masyarakat. Kalau perlu, Siber Polri bentuk pasukan khusus, karena data ini hal yang sangat sensitif,” lanjutnya.
Diketahui, ada dugaan sebanyak 279 juta data WNI bocor, dijual dan diiklankan di forum peretas di raidforums.com. Dalam forum tersebut, disebutkan bahwa para pembeli dapat menjual semua data informasi personal warga Indonesia mulai dari NIK, telepon, email, hingga alamat pribadi.
Baca jugq: Polri Minta Klarifikasi Pejabat BPJS Kesehatan Terkait Dugaan Kebocoran Data
Ahmad Sahroni pun menilai kebocoran data pribadi ini sangat mengkhawatirkan karena menyangkut data sensitif.
“Fenomena kebocoran data ini sungguh menghawatirkan, karena kalau benar, berarti data sensitif dan penting dari warga kita dengan mudahnya jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ini sangat berbahaya dan merugikan negara apabila disalahgunakan,” kata Sahroni.
Terlebih, sebelumnya juga beredar isu terkait penjualan data pasien Covid-19 di Indonesia. Kabar itu menunjukan bahwa Indonesia belum serius untuk melindungi data pribadi. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain yang justru sangat serius memikirkan perlindungan data pribadi warganya.
“Hal ini juga dikarenakan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap keamanan data pribadinya,” pungkas Sahroni.
HY