Channel9.id – Jakarta. Anggota Komisi II DPR Endro S Yaman mengingatkan, KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum, jangan hanya berkutat pada masalah teknis. Tetapi, perlu menimbulkan kesadaran politik masyarakat dengan menyelenggarakan sosialisasi.
Menurut Endro, sosialisasi menjadi penting guna memberikan pendidikan politik bagi masyarakat di negara yang menganut demokrasi.
“Pemilu jangan sampai jadi masalah teknis saja. Pendidikan politik bagi rakyat itu penting. KPU tak pernah menyosialisasokan pendidikan politik kepada rakyat. Hal ini penting supaya rakyat sadar memilih dan sadar akan haknya,” kata Endro dalam diskusi DPP GMNI ‘Skenario Pemilu di Masa New Normal Pasca Pandemi Covid-19’, Senin (11/5) malam.
Endro pun mengingatkan KPU tentang semangat awal berdirinyanya. KPU, kata Endro, didirikan untuk menjalankan sistem demokrasi usai rezim Orde Baru yang menganut otoritarianisme.
“Saya menegaskan untuk mengingat kembali sejarah berdirinya lembaga KPU dan Bawaslu. pemilu pada dasarnya pergantian secara demokrasi. Pemilu sebelum reformasi dan sesudah reformasi. Waktu Orba sangat otoriter, demokrasi dijalankan hanya seolah-olah saja. Rakyat sebagai obyek yamg berfungsi memperpanjang kontrak kekuasaan,” kata Endro.
“Namun, di era ini rakyat sebagai subjek. Jadi demokrasi oleh, dari, dan untuk rakyat. Ini subtansi demokrasi. Rakyat telah mendelegasikan kepada wakil-wakilnya yang dipilih, untuk menyelenggarakan negara dan menyejahterakan rakyat. Jadi rakyat sebagai subjek harus didengar,” lanjut Endro.
Endro khawatir, masyarakat yang tak sadar politik bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk memperkaya dirinya. Kesejahteraan masyarakat pun tak akan bisa dicapai.
“Tanpa ada kesadaran politik, rakyat tidak akan bisa memilih pemimpin yang amanah. Bahkan, pemimpin itu hanya membuat mereka sengsara,” ujar Endro.
(Hendrik)