Nasional Uncategorized

Asal-Usul Nama Mulyono Trending di X, Ternyata Berkaitan dengan Jokowi

Channel9.id – Jakarta. Sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Unjuk rasa ini merupakan imbas dari Baleg DPR RI yang hendak menganulir putusan MK terkait persyaratan ambang batas dan usia minimal calon kepala daerah.

Namun, di tengah aksi protes terhadap RUU Pilkada, nama Mulyono menjadi trending topik di media sosial X sejak Kamis (22/8/2024) hingga Jumat (23/8/2024). Hingga Jumat (23/8/2024) pukul 09.30, lebih dari 463 ribu pengguna media sosial telah mencuitkan nama tersebut.

Belakangan diketahui, nama Mulyono ternyata merupakan nama kecil Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dikutip dari Kompaspedia, Presiden Joko Widodo lahir di Solo pada 21 Juni 1961 dari pasangan Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi. Jokowi adalah anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ketiga adik perempuannya, yaitu Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.

Ketika lahir, Jokowi awalnya diberi nama Mulyono. Namun, karena sering sakit-sakitan saat kecil, nama tersebut dirasa tidak cocok. Akhirnya, namanya diubah menjadi Joko Widodo, yang berarti anak lelaki yang selamat dan sejahtera.

Presiden Jokowi pernah membenarkan hal ini. Dalam sebuah wawancara yang dikutip via akun Youtube MerdekaDotCom dengan judul “Fakta Baru Jokowi Saat Lahir Diberi Nama Mulyono, Diganti Karena Sakit-Sakitan” tayang 18 September 2023, Jokowi menyebutkan dirinya memang benar memiliki nama lain Mulyono.

“Apakah benar Pak Jokowi memiliki nama lain Mulyono?” tanya sang pembawa acara Retno Pinasti dalam program Point Of View.

“Iya betul. Waktu kecil. Lahir saya diberi nama Mulyono,” jawab Jokowi.

Ia lantas menjelaskan bahwa pergantian nama dilakukan karena sakit-sakitan ketika masih kecil. Hal ini katanya berdasarkan cerita sang ibu, Sujiatmi.

“Kemudian sakit-sakitan, ini ceritanya almarhumah ibu saya, karena sakit-sakitan diganti dengan Joko Widodo,” lanjut Jokowi.

Mulyono atau Jokowi kecil kala itu menderita sakit-sakitan selayaknya anak kecil dengan kondisi keluarga yang serba kekurangan. Jokowi menjelaskan hal ini sudah lumrah terjadi di Jawa dengan situasi anak kecil yang sering sakit-sakitan hingga ganti nama.

“Oh ini mungkin keberatan nama (Mulyono) sehingga diganti yang lebih sedikit enteng (Joko Widodo) mungkin seperti itu,” tambahnya.

Untuk diketahui, Jokowi hingga saat ini belum bersuara dan muncul di hadapan publik setelah beragam elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di berbagai tempat menolak pengesahan RUU Pilkada yang membuka peluang putra bungsunya, Kaesang Pangrep, maju pada Pilkada 2024.

Ketika unjuk rasa berlangsung di sejumlah kota pada Kamis (22/8/2024), Jokowi menghabiskan kegiatannya di Istana Kepresidenan, Jakarta, sepanjang hari.

Jokowi pada Rabu (21/8/2024) sudah sempat berkomentar singkat mengenai sikap DPR yang hendak menganulir putusan MK. Ia menyebut, pemerintah menghormati kewenangan kedua lembaga.

“Kita hormati kewenangan dan keputusan dari masing-masing lembaga negara. Itu proses konsitusional yang biasa terjadi di lembaga-lembaga negara yang kita miliki,” kata Jokowi, Rabu, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Tidak banyak hal yang diungkapkan oleh Jokowi dalam video berdurasi 52 detik tersebut.

Ia juga kembali menyinggung putusan MK dan manuver DPR saat berpidato dalam acara penutupan Musyawarah Nasional (Munas) XI DPR, di Jakarta Convention Center, Rabu malam.

Jokowi menyebutkan, saat ini media sosial memang riuh membahas putusan MK dan manuver DPR, tetapi menurutnya isu soal ‘tukang kayu’ masih mendapat perhatian warganet.

“Ini sehari, dua hari ini kalau kita melihat media sosial, media massa, ini sedang riuh, sedang ramai setelah putusan yg terkait dengan pilkada. Setelah saya lihat di media sosial, salah satu yang ramai tetap soal si tukang kayu,” kata Jokowi.

Istilah tukang kayu itu sempat muncul di tengah kisruh kepemimpinan Partai Golkar, partai politik dengan lambang pohon beringin, yang dikaitkan dengan cawe-cawe Jokowi.

Jokowi pun mengaku tak masalah dengan sindiran soal tukang kayu tersebut. Ia lalu menekankan bahwa MK punya wewenang untuk mengambil keputusan.

“Kalau sering buka di medsos pasti tahu tukang kayu ini siapa. Padahal kita tahu semuanya, kita tahu semuanya yang membuat keputusan itu adalah MK. Itu adalah wilayah yudikatif,” kata Jokowi.

Namun, mantan wali kota Solo ini menegaskan pula bahwa sebagai kepala lembaga eksekutif, ia tetap harus menghormati DPR sebagai lemabga legislatif, sebagaimana ia menghormati MK sebagai lembaga yudikatif.

Jokowi pun menyerahkan polemik aturan pilkada ini kepada lembaga berwenang agar dapat berlangsung secara konstitusional.

“Jadi saya, kami sangat menghormati kewenangan dan keputusan dari masing masing lembaga negara yang kita miliki, mari kita hormati keputusan, beri kepercayaan kepada pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan proses secara konstitusional,” kata Jokowi.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  4  =