Channel9.id-Jakarta. Australia akan menyediakan dana AUD 2,2 juta kepada lembaga penanggulangan bencana Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk mendukung kedua organisasi itu dalam merespon COVID-19. Berdasarkan kurs Rabu (8/7), nilai tersebut setara dengan Rp 220 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan pencegahan berbasis masyarakat, membangun kapasitas lokal, dan memastikan ketahanan pangan bagi rumah tangga yang penghidupannya terganggu oleh pandemi. “Kami fokus memberi bantuan organisasi lokal untuk mendukung upaya pemerintah dalam fase respons dan pemulihan,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan, Rabu (8/7), di Jakarta.
Quinlan menyebutkan, pandemi ini berlangsung dengan cepat dan belum diketahui dampak jangka panjangnya. Itu sebabnya, ia melanjutkan, penting untuk memastikan setiap upaya penanganan Covid-19 didukung oleh pengetahuan lokal, mendukung prioritas lokal, dan berkontribusi pada kapasitas dan akuntabilitas lokal.
Australia telah mengadaptasi program pembangunan (2019-20) yang diestimasikan sebesar AUD 298,5 juta di Indonesia, memprioritaskan AUD 44,8 juta untuk mendukung respons kesehatan, kemanusiaan dan ekonomi Indonesia terhadap COVID-19, termasuk AUD 21 juta dalam bentuk inisiatif-inisiatif baru.
Melalui program SIAP SIAGA, Kemitraan Indonesia Australia untuk Kesiapsiagaan Bencana, Australia akan memberikan AUD 1 juta (Rp 100 miliar) kepada Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBI NU) dan AUD 1,2 juta (Rp 120 miliar) ke Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC). SIAP SIAGA adalah kemitraan lima tahunan antara Pemerintah Indonesia dan Australia untuk memperkuat manajemen risiko bencana di Indonesia.
Ketua LPBI NU, M. Ali Yusuf, menegaskan, kolaborasi ini bertujuan untuk membantu mendukung pemerintah dalam memperkuat ketahanan masyarakat dan rumah tangga dalam menghadapi COVID-19. “Juga untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan new normal melalui peningkatan upaya pencegahan berbasis masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua MDMC, Rahmawati Hussein, menyatakan akan fokus pada kampanye pendidikan dan memastikan keamanan pangan kelompok yang paling rentan. “Mereka adalah korban PHK, orang yang tidak menerima bantuan sosial pemerintah, rumah tangga yang dikepalai wanita, lansia, dan penyandang disabilitas,” ujar Rahmawati,
Program SIAP SIAGA juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan kementerian lain untuk mendukung pekerjaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Indonesia yang mengoordinasikan respons terhadap krisis ini.(IG)