Channel9.id-Banyuwangi. Hingga saat ini penyakit hipertensi masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan ini telah lama mendapat perhatian khusus dari kementerian kesehatan (kemenkes).
Banyuwangi, Jawa Timur terpilih sebagai pilot project penerapan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi. Kegiatan ini merupakan program dari Kementerian Kesehatan RI.
Baca juga: Mendagri Apresiasi Berbagai Inovasi Pemkab Banyuwangi
Program ini akan dijalankan menggunakan konsep Pentahelix Collaborative Governance Model, yakni model penanganan yang melibatkan lintas elemen.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan, Banyuwangi termasuk salah satu dari lima daerah yang ditunjuk untuk menjadi perintis pelaksanaan program ini. Kecamatan Cluring ditunjuk sebagai wilayah pelaksanaan pilot project ini.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat Dan Alat Kesehatan, Laksono Trisnantoro menyatakan, Banyuwangi selama ini sudah dikenal dengan inovasi pelayanan publiknya. Pihaknya yakin program ini akan berjalan baik di Banyuwangi mengingat semangat inovasi yang telah dimiliki Banyuwangi selama ini.
“Banyuwangi ini sudah terkenal dengan inovasi pelayanan publiknya, kami yakin program ini akan berjalan baik di sini mengingat semangat inovasi yang telah dimiliki Banyuwangi selama ini. Bila ini berjalan dengan sukses, maka akan direplikasi oleh daerah lain di Indonesia,” Ujar Laksono Trisnantoro saat pencanangan Model Inovasi Administrasi Publik Petahelix Collaborative Governance di Banyuwangi, Kamis (14/10/21).
Dilanjutkan Laksono, program ini akan diawali dari tingkat RT. Pelacakan pasien akan dipusatkan pada warga di skala RT. “Nantinya, setiap RT di wilayah yang ditunjuk akan memiliki alat pengukur tekanan darah, sehingga mudah diakses oleh warga,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama dr Mukti Eka Rahardian, Analis Kebijakan Ahli Madya pada Pusat Analisis Determinan Kesehatan Sekretariat Jenderal Kemenkes mengatakan bahwa ada empat proses yang perlu dilakukan dalam penanganan hipertensi. Mulai dari pelacakan dan penemuan penderita, konsultasi dokter dan pengobatan, rehabilitasi penderita, kegiatan promotif preventif kepada warga.
“Dengan proses semacam itu, maka dibutuhkan penanganan yang komprehensif dan melibatkan banyak pihak. Mulai dari pemerintah, akademisi/profesi, sektor bisnis, ormas, dan media. Itulah yang kami sebut dengan pentahelix,” terang Mukti.