Channel9.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) menjamin kondisi likuiditas perbankan saat ini masih mencukupi. Hal itu dipastikan lewat operasi moneter dengan menyiapkan berbagai instrumen.
“BI memastikan bahwa kondisi likuiditas itu cukup secara total maupun per kelompok bank,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, seperti ditulis Sabtu (27/10/2018).
Saat ini, perbankan memang tengah dihadapkan likuiditas yang mengetat lantaran adanya kenaikan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebanyak 150 basis poin di 2018.
Meskipun begitu, menurut Perry, kenaikan suku bunga acuan bukan satu-satunya faktor utama mengetatnya likuiditas bank, melainkan faktor global juga menjadi pemicu.
“Kenaikkan suku bunga itu bukan faktor domestik. Faktor domestik untuk menurunkan current account defisit, tapi yang lain untuk menjaga daya tarik,” jelas dia.
“Kami ingin memastikan agar ini tidak berdampak negatif ekonomi maupun stabilitas ekonomi di dalam negeri. BI selalu pantau, yang pasti sejauh ini likuiditas di pasar uang dan di perbankan itu cukup,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, BI akan melakukan operasi moneter untuk menjaga ketersediaan likuiditas, baik rupiah maupun valas. Selain itu, BI akan melakukan lelang Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI).
“Ini sudah menjadi bagian dari operasi moneter, baik yang harian, mingguan, baik lelang SDBI, repo itu mengukur likuiditas di pasar uang. Nah, kalau pun ada, beberapa waktu itu ada mekanisme term repo, dan sejauh ini tidak banyak yang melakukan term repo,” tandasnya.