Techno

Big Data di Indonesia Bisa Jadi Komoditas

Channel9.id-Jakarta. Big data atau data agregat di Indonesia menjadi komoditas krusial, seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital. Hal ini mendorong sejumlah perusahaan, baik milik swasta maupun pemerintah, untuk berinvestasi atau akuisisi perusahaan yang memiliki data agregat yang besar.

Adapun hal tersebut diakui oleh Muhammad Ridwan Effendi, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung. “Potensi ekonomi dari data agregat di Indonesia sangat besar. Dari preferensi masyarakat dalam melakukan komunikasi atau kebiasaan berbelanja semuanya tercatat di operator penyelenggara jaringan dan penyedia platform digital, sehingga big data sangat berharga dan harus dapat dimonetisasi oleh bangsa Indonesia,” katanya melalui keterangan resmi, Jumat (16/10).

Ridwan mewanti-wanti jangan sampai perusahaan dari negara lain yang memanfaatkan big data tersebut. Ia menyarankan agar perusahaan di Indonesia bisa memilih mitra yang strategis untuk memonetisasi big data.

Baru-baru ini dikabarkan bahwa Telkom Group berencana berinvestasi di Gojek. Jika benar demikian, Ridwan menyebut, langkah ini tepat.

“Jadi jika benar Telkom akan berinvestasi di Gojek, maka itu menjadi sangat strategis bagi kedua belah pihak untuk dapat memanfaatkan data agregat tersebut,” ujar Ridwan.

“Akan banyak potensi ekonomi yang nantinya bisa didapat oleh kedua belah pihak dengan mengolah big data yang dimiliki Telkom maupun Gojek. Saat ini value dari perusahaan bukan lagi dilihat dari hardware saja, tetapi juga software, termasuk kepemilikan data agregat yang besar,” tuturnya.

Menurut Ridwan, memang perusahaan digital yang menguasai dan memiliki data agregat di era ini. Tak ayal bila, investasi ini akan memberi peluang bagi Telkom untuk mengolah big data yang dimiliki Gojek.

Baca juga : Penjelasan Menkominfo Soal ‘Hoaks Menurut Pemerintah Tak Boleh Dibantah’

Ia menduga jika kolaborasi keduanya terjalin, maka yang akan diolah mereka adalah profiling masyarakat Indonesia. Ditambah lagi dengan jumlah pengguna layanan Telkom Group dan Gojek yang tersebar di seluruh Indonesia, pun merata di seluruh kalangan.

Menurut penjelasan Ridwan, Telkom memiliki profiling lengkap mengenai kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi, namun pihaknya mengaku kesulitan untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat Indonesia. “Yang memiliki profiling lengkap mengenai itu ada di Gojek, sehingga kolaborasi data agregat ini yang akan sangat berharga di kemudian hari. Kedua belah pihak memiliki nilai tawar masing-masing,” sambungnya.

Nilai Telkom, kata Ridwan, sangat tinggi lantaran jaringannya tersebar di nyaris seluruh Indonesia. Ini menjadi aset utamanya. Sementara, Gojek merupakan perusahaan digital yang menyediakan one stop, dari layanan transportasi hingga layanan finansial.

“Dengan memiliki keunggulan masing-masing di bidangnya membuat investasi Telkom di Gojek nantinya sangat strategis. Dengan Telkom berinvestasi di perusahaan digital merupakan ikhtiar mereka untuk memonetisasi potensi ekonomi digital di Indonesia, dan itu akan sangat menjanjikan keuntungan,” ujar Ridwan.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

54  +    =  59