Channel9.id-Jakarta. Mulai Kamis (3/12) ini, Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro meresmikan Tim Nasional Pengembangan vaksin corona Merah-Putih.
Bambang menyerahkan Surat Keputusan tim itu kepada tim peneliti LIPI dan Universitas Indonesia yang terlibat dalam pengembangan vaksin Merah-Putih. Adapun vaksin buatan dalam negeri ini dikembangan dengan menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia.
Ia mengakui bahwa kebutuhan Indonesia terhadap vaksin Covid-19 begitu besar, dengan populasi 270 jiwa. “Apalagi nanti akan ada revaksinasi atau booster vaksin,” pungkas Bambang melalui daring, Kamis (3/12).
“Oleh karena itu, selain adanya vaksin kerja sama dengan luar negeri, pengembangan vaksin dalam negeri untuk mendukung kemandirian vaksin sangat diperlukan,” sambungnya .
Untuk diketahui, saat ini ada enam lembaga yang terlibat mengembangankan Vaksin Merah-Putih, yakni LBM Eijkman, Unair, LIPI, UI, ITB, dan UGM dengan masing-masing platform yang berbeda.
Sebelumnya, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Wiku Adisasmito mengatakan vaksin Merah-Putih masih dikembangkan oleh enam perguruan tinggi dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia.
Harapannya, bibit vaksin garapan dalam negeri itu bisa diserahkan ke PT Bio Farma pada 2021, untuk segera diuji klinis tahap 1 hingga 3. “Jika seluruh tahapan uji klinis berjalan dengan baik, maka izin edar diproyeksikan diperoleh pada akhir 2021. Kemudian akan didistribusikan di awal 2022,” jelas Wiku dikutip dari laman #SatgasCovid19, Jumat (20/11).
Bukan cuma vaksin Merah-Putih
Tak hanya itu, saat ini telah dilakukan uji klinis tahap 3 terhadap kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac. Lalu didapati bahwa tak ada Gejala Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).
Pada uji klinis beberapa waktu lalu di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat itu, ada 1.620 relawan yang punya bergejala ringan seperti nyeri dan pegal-pegal otot pada bekas suntikan. “Tidak ditemukan efek samping serius dari vaksin maupun vaksinasi,” tambah Wiku.
Untuk ke depannya, Satgas Covid-19 akan memantau perkembangan uji klinis dan status kehalalannya. Wiku mengatakan bahwa pemerintah juga berupaya agar program vaksinasi bisa berjalan segera.
Hal itu diwujudkan melalui simulasi vaksinasi yang ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (18/11) di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat. Simulasi ini guna memastikan kesiapan masyarakat dalam melakukan vaksinasi.
(LH)