Channel9.id-Jakarta. Cosplay dianggap seringkali dianggap sebagai hobi yang mahal. Namun penggemarnya punya alasan personal menggeluti hobi tersebut.
Produk budaya asal negeri Sakura kian mendapat perhatian khalayak. Pasalnya produk seperti animasi Jepang, musik, atau media lainnya sudah ramai dikonsumsi oleh masyarakat. Hal tersebut dianggap mendukung pertukaran kebudayaan antar kedua negara. Salah satu bentuk kongkritnya adalah perhelatan event jejepangan yang sudah ada sejak lama dan hobi bermain peran dengan cosplay.
Salah satu hobbyist cosplay adalah Fajar. Melalui instagramnya _the_redcomet menampilkan dirinya menggunakan kostum karakter dari beberapa serial popular anime dan video game. Salah satunya adalah cosplay Zaku Red Comet yang merupakan perangkat perang dari serial Gundam.
Dia sendiri menyebut awalnya sekedar coba-coba. “tapi akhirnya ketagihan,”ucap dia melalui pesan Instagram (13/06). Menurut dia karakter yang dia pilih untuk perankan memiliki kedekatan dengan masa kecilnya dan iconic.
Kostum Zaku merah sendiri membutuhkan Fajar untuk mengukur ukuran tubuhnya lalu membikin props yang sesuai. Saat dia mengikut salah satu perhelatan jejepangan di Cirebon, Jawa Barat, banyak yang bereaki melihat kostumnya keren. Beberapa lainnya bertanya “gak panas, atau gak ribet, bang”. Kesulitan tersebut terasa bagi Fajar saat dia hendak melepas kostum karena membutuhkan orang untuk melepas kostum saat event luar jaringan.
Selain Fajar, kami juga menanyai salah seorang cosplayer perempuan yang akrab disapa dengan Maria. Melalui laman instagramnya @lalafhaen, Maria menampilkan beberapa karakter popular. Salah satunya adalah Vtuber dari perusahaan asal Jepang Cover Corp.
Berbeda dengan Fajar, Maria beranggap bahwa cosplay adalah hobi yang cukup mahal. “budget make up bisa sampai 1 juta, belum mencakup kostum yang paling murah seharga 500.000 rupiah,” ujarnya. Sehingga hal tersebut harus disesuaikan dengan ketersedian budget. Mengenai ini, Maria beranggapan bahwa kostum yang dijahit sendiri bisa lebih murah. Dia sendiri mengaku tertarik untuk memerankan karakter sebagai saranan melepas stress. Menurut dia merias diri bisa membantu redakan hormon stress.
Saat ditanyai mengenai masalah yang dihadapi cosplayer perempuan, dia menyinggung mengenai objektivitasi perempuan, stigma terhadap cosplayer, bahkan pelecehan seksual.
“Terkait boundaries, entah antar teman ataupun orang asing,” ujarnya. Dia juga menyinggung beberapa oknum yang nyosor cium. Dia sendiri beberapa kali berhadapan dengan orang yang meminta mutual follow di Instagram, padahal dia merasa tidak nyaman dengan hal tersebut. Terkait ini, Maria juga menyinggung pengalaman temannya yang menjadi korban terror. Hal tersebut tentu membuat mereka tidak nyaman.
Keduanya, Fajar dan Maria, sepakat mengenai cosplay yang dianggap sebagai hobi yang positif. Saat ditanya mengenai harapan keduanya sama-sama menyinggung potensi menjadikan hobi ini sarana mendulang cuan. Kedua menyebutkan bahwa cosplayer bisa menjadi model karakter dan melakukan photoshoot.
Keduanya pun sama-sama menyampaikan harap agar hobi ini dapat mudah diakses oleh pendatang baru. Namun Maria menambahkan bahwa dia berharap adanya ruang aman dan wadah positif bagi cosplayer.