Oleh: Riri Fitri Sari*
Channel9.id-Jakarta. Dukungan pemerintah Indonesia pada berbagai teknologi yang diperkenalkan enterpreneur jenius masa kini Elon Musk, memperlihatkan berbagai pilihan tata pamong yang dilirik pemerintah untuk memanfaatkan teknologi dalam menjembatani kebutuhan masyarakat dan ketersediaan teknologi.
Pilihan teknologi terakhir yang diperkenalkan langsung oleh Elon Musk di Bali bulan Mei 2024 adalah teknologi komunikasi Starlink dengan fasilitas satelit orbit rendah (LEO). Starlink bertujuan menyediakan akses internet yang cepat dan handal ke seluruh penjuru dunia, termasuk daerah-daerah terpencil di Indonesia yang sulit dijangkau kabel konvensional, yang membutuhkan dukungan komunikasi untuk data yang dimiliki seperti Puskesmas ditempat terpencil.
Kebutuhan akses komunikasi yang murah dan terjangkau, berhubungan juga dengan keberlanjutan bisnis operator telekomunikasi yang mendapat disrupsi dari teknologi baru. Teknologi yang digunakan oleh Starlink seperti satelit LEO, antena phased array, inter-satelite links, dan software defined Networ (SDN), merupakan inovasi layanan internet berkecepatan tinggi dan berlatensi rendah.
Akademisi di seluruh dunia telah mengalami beberapa kali kondisi saat jaringan yang cerdas dan dapat diprogram (smart dan programmable network) dibutuhkan untuk mengelola lalu lintas data yang semakin kompleks. Untuk mencapai keseimbangan ini, teknologi bersumber terbuka (open source) menjadi salah satu solusi saat banyak pihak dapat berkontribusi untuk mengurangi biaya pengembangan dan operasional.
Pertemuan teknologi komunikasi dan teknologi informasi serta Digital Twin ada dalam perjalanan di era Open Source saat ini. Communication Technology (CT) adalah fondasi teknologi komunikasi yang kita gunakan hari ini, seperti telepon, internet, dan satelit. Di sisi lain, Information Technology (IT) adalah teknologi yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan perangkat lunak untuk mengelola informasi dengan teknologi yang sering disebut dengan Internet Protocol. Ketika internet mulai berkembang pesat pada akhir abad ke-20, kedua teknologi ini mulai berkonvergensi dengan lebih erat. IT memungkinkan pengelolaan data yang dikirim melalui jaringan CT, menciptakan ekosistem digital yang lebih efisien dan terintegrasi.
Digital Twin (DT) adalah representasi digital dari objek fisik, sistem, atau proses.
Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan analisis real-time, yang membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Misalnya, di sektor manufaktur, sebuah digital twin dari mesin dapat digunakan untuk memantau kinerja mesin secara real-time, memprediksi kegagalan, dan mengoptimalkan pemeliharaan.
Ketika CT, IT, dan Digital Twin mulai bersatu, kita melihat transformasi besar dalam cara kita berkomunikasi dan mengelola informasi. Misalnya, teknologi 4G dan 5G menggabungkan komunikasi cepat (CT) dengan pengelolaan data yang efisien (IT) dan kemampuan digital twin yang canggih, memungkinkan kita untuk menikmati streaming video berkualitas tinggi, game online, dan aplikasi yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).
Gerakan Open Source adalah upaya untuk melawan penguasaan teknologi tertutup yang dimiliki satu merek. Di masa lalu, kita melihat sumber terbuka yang disediakan oleh sistem operasi seperti Linux, untuk menyeimbangkan sistem operasi windows dari Microsoft. Di tengah perkembangan teknologi ini, muncul gerakan open source yang memainkan peran penting dalam inovasi dan kolaborasi.
Seiring waktu, konsep open source ini meluas ke bidang komunikasi, khususnya melalui Open Radio Access Network (O-RAN). O-RAN adalah inisiatif untuk menciptakan jaringan komunikasi yang lebih terbuka dan fleksibel dengan memanfaatkan teknologi open source. Dengan O-RAN, operator jaringan dapat menggabungkan perangkat keras dan perangkat lunak dari berbagai vendor, menciptakan jaringan yang lebih efisien dan ekonomis. Universitas Indonesia telah berkolaborasi dengan TaiwanTech (NTUST) dalam hal penelitian, pengajaran double degree, dan magang mahasiswa selama lebih dari 14 tahun terakhir.
Lebih dari 20 orang alumni telah bekerja di banyak industri informasi dan komunikasi Taiwan, misalnya TSMC, Groundhog, Atayalan, Accton, dan lainnya setelah menyelesaikan magang, program S1, S2 dan lulusan S3 double degree. Taiwan adalah pusat Chip War, tempat produksi perangkat Semiconductor yang dibuat di berbagai lokasi diassembly (digabung) oleh perusahaan super besar seperti Foxconn. Meskipun terdapat berbagai prinsip dasar yang berbeda seperti interoperabilitas dan fleksibilitas, penggunaan teknologi terbuka untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi jaringan adalah solusi yang harus diberikan teknologi terkait. Salah satu aspek menarik dari gerakan open source adalah hubungan antara alat berbasis sumber terbuka dan alat komersial.
Seringkali, alat open source digunakan sebagai dasar untuk pengembangan alat komersial. Dalam pertemuan Summit O-RAN (Open Radio Access Network) yang melibatkan banyak operator besar seperti China Mobile, Docomo, AT&T, Orange, dan lainnya, di Universitas Sains dan Teknologi Taiwan (NTUST) 17-18 Juni 2024, misalnya, banyak perusahaan teknologi besar yang mengadopsi perangkat lunak open source sebagai fondasi untuk produk mereka, menambahkan fitur tambahan dan layanan dukungan untuk menciptakan nilai komersial. Berbagai upaya untuk membuat standar terbuka seperti 3GPP, ETSI, dan lainnya memungkinkan interoperabilitas berbagai divais yang dibuat berbasis simulasi atau Software Defined Network (SDN) dengan peralatan fisikal yang dibuat perusahaan perusahan untuk memungkinkan manajemen jaringan dilakukan.
Di sisi lain, alat komersial juga berkontribusi kembali ke komunitas open source dengan cara memberikan pembaruan dan perbaikan kode. Kesempatan yang diberikan oleh sistem berbasis sumber terbuka, menciptakan siklus yang saling menguntungkan dengan berkembangnya inovasi secara cepat dan kolaboratif.
Perkembangan integrasi teknologi komunikasi, teknologi informasi dan Digital Twin dapat diibaratkan dengan momen penting dalam sejarah teknologi ketika wireless (nirkabel) bertemu dengan Internet Protocol (IP). Saat wireless technology seperti Wi-Fi dan jaringan seluler 3G/4G dipadukan dengan IP, terjadi revolusi dalam cara kita mengakses dan berinteraksi dengan internet. Hal ini membuka pintu bagi munculnya perangkat mobile yang dapat terhubung ke internet dari mana saja, kapan saja, membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari.
Kita menyaksikan pernyataan bahwa akses ke Internet dapat dilakukan dari teknologi berbasis selular network (mobile) dengan jaringan berbasis data (Internet Protocol). Kita juga melihat perkembangan sistem terbuka seperti Sistem Android dibandingkan dengan sistem tertutup seperti iOS dari iPhone dan Macintosh.
Perjalanan dari CT, IT, dan Digital Twin hingga era open source seperti yang kita lihat dengan Open Air Internface (OAI) dan O-RAN adalah contoh bagaimana teknologi dapat berkembang dan saling berinteraksi untuk menciptakan solusi yang lebih baik. Kecerdasan Buatan (AI) dan Machine Learning (ML) akan menjadi kunci dalam mengelola dan mengoptimalkan teknologi ini. Pendekatan open source terus membuka peluang baru untuk kolaborasi dan inovasi. Dengan memanfaatkan kekuatan open source, dunia kedepannya dapat menciptakan teknologi yang lebih fleksibel, efisien, dan dapat diakses oleh lebih banyak orang, mendorong dunia menuju masa depan yang lebih terhubung dan cerdas.
Perjalanan teknologi Open Source di Universitas Indonesia seiring dengan berbagai pengalaman seperti yang diupayakan disosialisasikan BPPT pada tahun 1990an. Saat ini teknologi tersebut juga diterapkan saat dunia akan masuk ke Era 6G dan Teknologi Satelit. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, konsep open source semakin menjadi bagian penting dalam inovasi global. Di Indonesia, khususnya di Universitas Indonesia (UI), pengalaman open source telah dimulai sejak lama dan terus berkembang hingga sekarang.
Di UI, gerakan open source dimulai sebagai inisiatif untuk menyediakan akses lebih luas terhadap teknologi. Awalnya, pengembangan sistem operasi open source di kampus bertujuan untuk menyediakan alternatif yang murah dan fleksibel bagi mahasiswa dan peneliti. Sistem operasi open source memungkinkan pengguna untuk memodifikasi dan mendistribusikan perangkat lunak tanpa biaya lisensi yang mahal, seperti yang diminta Microsoft yang bahwa banyak melakukan inspeksi mendadak ke warung Internet di Indonesia di tahun 1990an.
Seiring waktu, konsep open source tidak hanya terbatas pada sistem operasi. Komunitas akademik mulai menerapkan prinsip-prinsip open source dalam berbagai proyek teknologi, termasuk jaringan komputer, aplikasi mobile, dan bahkan platform AI. Kolaborasi antar univeritas dan dengan institusi di dalam dan luar negeri semakin memperkaya pengalaman dan kemampuan inovasi.
Kini, kita berada di ambang era teknologi komunikasi 6G (generasi ke 6). Teknologi 6G diproyeksikan akan membawa kecepatan internet yang jauh lebih cepat, latensi yang sangat rendah, dan konektivitas yang lebih luas dibandingkan pendahulunya. Platform open source memungkinkan pengembangan teknologi 6G yang lebih cepat dan kolaboratif, memungkinkan para peneliti dan pengembang dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan dan inovasi. Kolaborasi dan inovasi dapat membawa perubahan signifikan dalam dunia teknologi komunikasi. Dengan memanfaatkan teknologi open source, kita dapat menciptakan ekosistem komunikasi yang lebih inklusif, efisien, dan cerdas. Ini tidak hanya menguntungkan masyarakat, tetapi juga membantu operator jaringan untuk tetap kompetitif dan inovatif di tengah perubahan yang cepat.
Di masa depan, sinergi antara open source, teknologi komunikasi canggih, dan inisiatif seperti Starlink akan semakin penting untuk memastikan semua orang mendapatkan akses yang setara dan berkualitas ke dunia digital. Penguasaan teknologi yang berbasis pada Kecerdasan Buatan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keinginan yang kuat untuk berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
AI dan ML adalah bagian integral dari perkembangan teknologi modern. AI/ML memungkinkan kita untuk menganalisis data dalam jumlah besar dan menemukan pola yang tidak mungkin ditemukan oleh manusia. Dalam konteks teknologi komunikasi, teknologi informasi dan Digital Twin, AI/ML digunakan untuk meningkatkan efisiensi jaringan, mengoptimalkan penggunaan spektrum, dan menyediakan layanan yang lebih baik kepada pengguna. AI dapat digunakan untuk mengelola lalu lintas jaringan secara otomatis, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas layanan.
ML, di sisi lain, memungkinkan jaringan untuk belajar dari pengalaman dan memperbaiki kinerjanya secara terus-menerus. Penguasaan teknologi perlu dilakukan dengan menyiapkan sumber daya manusia yang semangat untuk terus berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di era perubahan yang sangat cepat dengan mesin yang terus belajar dan memudahkan manusia, berbagai bidang dapat dibantu dengan melakukan transformasi digital berbasis big data yang dimiliki. Negara besar seperti Indonesia adalah bagian dari sumber daya dunia yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemakmuran bersama.
Meningkatnya jumlah sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini akan memastikan munculnya nilai ekonomi untuk menciptakan kemakmuran, dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif dari negara kita berupa sumber daya alam yang diolah oleh sumber daya manusia yang cakap dan berilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pembuatan keputusan berbasis data dan pembuktian (evidence).
*Guru Besar Teknik Komputer Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI)