Facebook Tak Paham Bagaimana Data Pengguna Digunakan
Techno

Facebook Tak Paham Bagaimana Data Pengguna Digunakan

Channel9.id-Jakarta. Facebook tak bisa menjelaskan bagaimana pihaknya menggunakan data pribadi pengguna—termasuk digunakan untuk apa dan di mana lokasinya. Hal ini sebagaimana laporan internal yang bocor ke Motherboard, dilansir dari Engadget.

Teknisi bagian privasi di tim Iklan dan Produk Bisnis Facebook menulis laporan itu tahun lalu, dengan harapan laporan tersebut dibaca oleh pimpinan perusahaan. Laporan ini merinci bagaimana Facebook menghadapi berbagai aturan penggunaan data pribadi, termasuk undang-undang privasi baru di India, Afrika Selatan, dan di tempat lain. Laporan tersebut menggambarkan betapa perusahaan tak memahami penggunaan data pribadi penggunanya, yang jumlahnya sekitar 1,9 miliar orang.

Melalui laporan itu, para teknisi memperingatkan Facebook bisa mengalami kesulitan jika berkomitmen kepada negara-negara. Utamanya, terkait bagaimana perusahaan akan memperlakukan data pengguna.

“Kami tidak memiliki tingkat kontrol dan penjelasan yang memadai tentang bagaimana sistem kami menggunakan data, dan dengan demikian, kami tidak percaya diri membuat kebijakan terkontrol atau komitmen eksternal seperti ‘kami tidak akan menggunakan data X untuk tujuan Y,'” jelas penulis laporan. “Namun, inilah yang diharapkan regulator dari kita, meningkatkan risiko kesalahan dan kesalahan penyajian.”

Laporan itu menduga bahwa hambatan utama Facebook dalam melacak data pengguna tampaknya karena tertutupnya sistem perusahaan. Dengan kata lain, sistem data perusahaan memiliki “batas terbuka”—antara data pengguna pihak pertama, data pengguna pihak ketiga, dan data sensitif. Untuk menggambarkan betapa sulitnya melacak data Facebook yang spesifik, penulis laporan mengibaratkan sebotol tinta yang dituangkan ke danau dan kemudian mencoba memasukkannya kembali ke dalam botol.

“Botol tinta ini adalah campuran dari semua jenis data pengguna (3PD, 1PD, SCD, Eropa, dll.) Anda menuangkan tinta itu ke dalam danau air (sistem data terbuka kami; budaya terbuka kami) … dan itu mengalir … ke mana pun. Bagaimana Anda memasukkan tinta itu kembali ke dalam botol? Bagaimana Anda mengaturnya lagi, sehingga hanya mengalir ke tempat-tempat yang diizinkan di danau? ”

Lebih ringkasnya, seorang mantan karyawan Facebook yang berbicara secara anonim kepada Motherboard mengatakan bahwa pertanyaan tentang ke mana data masuk adalah suatu bualan.

Penulis laporan mengatakan bahwa Facebook sempat memiliki “’kemewahan’ dalam menghadapi setiap peraturan privasi baru,” seperti Regulasi Umum Perlindungan Data di Uni Eropa dan Undang-Undang (UU) Privasi Konsumen California. Namun, beberapa tahun berikutnya, bermunculan banyak UU serupa dari seluruh dunia, termasuk India, Thailand, Afrika Selatan, dan Korea Selatan. Laporan itu meragukan apakah Facebook mampu mematuhi UU semacam itu, dan apakah Facebook siap menghadapi gelombang UU baru yang serupa.

Sementara itu, seorang juru bicara Facebook membantah kepada Motherboard terkait anggapan yang menyebut mereka tak mematuhi aturan privasi.

“Mengingat dokumen ini tak menjelaskan proses dan kontrol kami dalam mematuhi peraturan privasi, laporan ini tidak akurat untuk menyimpulkan ketidakpatuhan (Facebook),” jelas juru bicara itu kepada Motherboard. “Peraturan privasi baru di seluruh dunia memperkenalkan persyaratan yang berbeda-beda, dan laporan ini mencerminkan solusi yang kami bangun saat ini dalam mengelola data dan memenuhi kewajiban kami.”
(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3  +  1  =