Hot Topic

Hamdi Muluk: New Normal Seimbangkan Kebutuhan Ekonomi dan Psikologis Masyarakat

Channel9.id – Jakarta. Psikolog UI Hamdi Muluk menyatakan, kebijakan New Normal bertujuan menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dan psikologis masyarakat.

Bila pemerintah terlalu lama meminta masyarakat berada di rumah, maka akan membuat ekonomi lumpuh. Kondisi tersebut bisa menimbulkan kerusuhan sosial.

“Dan secara psikologis akan membuat orang jenuh, tidak berdaya akibat ekonomi lumpuh. Bila dibiarkan akan memuncukan kerusuhan sosial,” kata Hamdi di Pengadilan Jakarta Utara, Kamis (28/5).

Terlebih, di negara manapun, tak ada yang tahu pasti kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Meski, vaksin sudah ditemukan, virus corona tak akan hilang dan akan hidup bersama dengan manusia.

Dengan demikian, New Normal menjadi kebijakan paling realistis untuk memperbaiki kesejahteraan ekonomi dan psikologi masyarakat.

“Jadi kebijakan New Normal ini, saya lebih suka menyebutnya Tatanan Hidup Baru dengan Covid-19, adalah pilihan paling realistis yang dilakukan pemerintah. Saya yakin, bukan hanya di Indonesia, ke depannya negara-negara lain akan mengikuti,” katanya.

Namun, Hamdi memita pemerintah melakukan sejumlah persiapan supaya kebijakan New Normal bisa segera dilakukan. Satu di antaranya, pemerintah perlu mengedukasi masyarakat terkait informasi dan penerapan protokol pencegahan Covid-19.

“Kalau mau mengendorkan kebijakan PSBB, logikanya aspek lain harus dikencangkan. Protokol kesehatan harus lebih keras, edukasi masyarakat lebih digemakan sehingga masyarakat dapat informasi sejelas mungkin,” katanya.

Dalam edukasi itu, pemerintah juga perlu memberi motivasi, supaya masyarakat bisa disipilin menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

“Ini masalah psikologis memang, orang yang diberi mandat harus bisa sekeras mungkin mengajarkan orang untuk disiplin. Orang-orang harus bisa memiliki motivasi kuat untuk menerapkan protokol. Orang harus punya kontrol ketika melakukan aktifitas di luar,” ujarnya.

Selain pentingnya edukasi, pemerintah perlu mempersiapkan infrastruktur kesehatan yang memadai.

“Infrastruktur harus disiapkan, di mana-mana harus ada fasilitas cuci tangan. Fasilitas telepon ke rumah sakit bila ada orang yang mengeluhkan sakit atau menyediakan banyak tempat isolasi sehingga bisa ditangani secepat mungkin,” ungkap Hamdi.

(Hendrik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =