Lifestyle & Sport

Imane Khelif Petinju Aljazair Lolos ke Final Olimpiade 2024, Tak Peduli Kontroversi Gender

Channel9.id – Jakarta. Petinju Aljazair, Imane Khelif, berhasil masuk final kelas 66 kg putri Olimpiade Paris 2024 setelah mengalahkan Janjaem Suwannapheng dari Thailand dengan skor 5-0 pada Selasa (6/8/2024) malam waktu setempat. Kemenangan ini membuat Khelif tinggal selangkah lagi untuk meraih medali emas kedua untuk Aljazair dalam sejarah tinju dan yang pertama di kategori putri.

Meskipun menghadapi kritik dan stigma, Khelif terus menunjukkan performa gemilang di dalam ring. Sebelumnya, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) mendiskualifikasi Khelif dan Lin Yu-ting dari Taipei pada Kejuaraan Dunia tahun lalu dengan alasan kontroversial.

Keputusan IBA tersebut tidak diikuti oleh Komite Olimpiade yang memberikan kesempatan Khelif untuk berkompetisi. Khelif tetap fokus meski ada isu-isu tersebut, dan di hadapan sorak sorai penonton di Roland Garros, ia mendominasi pertandingan melawan Suwannapheng.

“Saya tidak peduli tentang itu. Saya ingin siap dan menunjukkan bakat saya karena saya ingin menghibur semua orang,” ujar Khelif seperti dikutip dari ESPN.

Pada ronde ketiga, Suwannapheng bahkan menerima hitungan delapan setelah terjatuh akibat pukulan dari Khelif. “Saya sudah mendengar tentang berita mengenai dirinya, tetapi saya tidak mengikutinya dengan seksama,” ujar Suwannapheng. “Dia seorang wanita, tetapi dia sangat kuat.”

Khelif memenangkan setiap ronde di setiap pertandingan di Paris. Keberhasilan ini menjadi langkah penting dalam karier internasionalnya, meskipun diwarnai kritik dan stigma terkait diskualifikasi tahun lalu.

Setelah mengalahkan Suwannapheng, Khelif merayakan kemenangannya dengan penuh sukacita di dalam ring. Perayaan ini lebih meriah dibandingkan dengan akhir pertandingan perempat finalnya melawan Anna Luca Hamori dari Hungaria.

Usai laga perempat final tersebut, Khelif menangis lantaran menerima banyak tudingan dirinya adalah seorang pria. “Saya sudah bertinju selama bertahun-tahun di Asosiasi Tinju Internasional yang sekarang melakukan ketidakadilan terhadap saya. Tapi Allah bersama Saya. Allahu Akbar,” kata Khelif sambil menangis.

Khelif juga menerima dukungan penuh dari penggemar saat keluar dari arena Roland Garros. Penggemar yang memadati pintu keluar memeluk Khelif, meminta foto selfie, dan melambaikan bendera Aljazair.

Suasana di Roland Garros semakin meriah dengan kehadiran para pendukung dari Aljazair yang menunjukkan kebanggaan nasional mereka terhadap Khelif. Sejak awal pertarungan, penonton sudah bersorak-sorai, memberikan dukungan penuh kepada petinju yang menjadi sorotan negatif dari dunia.

“Saya sangat bahagia,” kata Khelif. “Saya telah bekerja keras selama delapan tahun untuk Olimpiade ini, dan saya sangat bangga dengan momen ini. Saya ingin berterima kasih atas dukungan dari orang-orang di rumah.”

Khelif, yang berusia 25 tahun, berada di puncak karier amatirnya di Olimpiade. Meskipun telah tampil solid di level internasional dan memenangi beberapa turnamen regional, Khelif belum pernah menjadi petinju dominan di panggung dunia sampai dua penampilan kuatnya di Paris.

Diskualifikasi oleh IBA tahun lalu tidak menghentikan langkah Khelif dan Lin. Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, berulang kali membela kelayakan Olimpiade Khelif dan Lin sambil mengutuk IBA sebagai organisasi yang tidak kompeten dan bias.

Tim Olimpiade Aljazair merespons keras kritik dan stigma negatif terhadap Khelif, dan dukungan yang ditunjukkan di Roland Garros mencerminkan seriusnya tuduhan tersebut di negara asalnya dan di diaspora Aljazair di Prancis.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  76  =  77