Ini Wilayah yang Paling Banyak Sebar Hoaks
Techno

Ini Wilayah yang Paling Banyak Sebar Hoaks

Channel9.id-Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut Pulau Jawa sebagai salah satu daerah dengan penyebaran hoaks terkait COVID-19 terbanyak melalui media sosial.

Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Pulau Jawa menjadi ‘arena’ penyebaran hoaks lantaran infrastruktur digital memadai.

“(Penyebaran hoaks) relatif terkonsentrasi di Pulau Jawa. Artinya mereka yang menyebarkan,” ujar Usman, Rabu (29/12). “Infrastruktur digital sudah bagus di situ, dan nomor dua Sumatera.”

Baca juga: Generasi Muda Indonesia Terancam Hoaks

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kominfo, faktor utama penyebaran hoaks yaitu ketidaktahuan masyarakat akan kebenaran informasi. “Sebagian besar itu hanya menyebarkan tanpa cukup pengetahuan apa ini hoaks atau tidak,” imbuh Usman.

Ia mengatakan bahwa pemerintah tidak tinggal diam, dan mengambil sikap dengan menghapus informasi hoaks dari laman media sosial.

Per 27 Desember 2021, Usman bilang pemerintah telah menemukan dan menurunkan sedikitnya 2.518 hoaks di media sosial. Secara rinci, Kominfo mengatakan bahwa Facebook jadi media sosial paling banyak penyebaran berita bohong terkait Covid-19 di periode tersebut dengan 2.326 hoaks, Twitter 110 hoaks, Youtube 43 hoaks, Tiktok 21 hoaks, dan Instagram 18 hoaks. Dari data ini, hoaks menyangkut vaksin sebanyak 420.

“Kami itu kasih batasan waktu 1×24 jam ke platform (penyebar hoaks) untuk di-takedown dan mereka patuh,” ucapnya.

Selain itu, kata Usman, pemerintah punya langkah berlapis untuk mengatasi hoaks. Pertama, melalui mesin berbasis kecerdasan intelektual, yang bisa mencari hoaks di dunia maya. Kedua, mengadakan patroli cyber, dan ketiga berdasarkan laporan masyarakat.

Lebih lanjut, ia mengatakan dari sekian jenis hoaks yang ditemukan, sangat jarang pemerintah melanjutkannya ke ranah hukum. Alasannya lantaran masyarakat penyebar hoaks tersebut melakukannya berlandaskan ketidaktahuan.

“Hanya sedikit, katakanlah, lapor polisi. Bahkan Desember ini kami semuanya takedown. Karena kami tau sebagian besar ini karena ketidaktahuan dan mereka anggap ini penting,” tambah dia.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  7  =