Intoleransi di India Saat Natal Meningkat, Hari Raya Dirayakan dengan Ketakutan
Internasional

Intoleransi di India Saat Natal Meningkat, Hari Raya Dirayakan dengan Ketakutan

Channel9.id-India. Perayaan hari raya Natal telah kacau, patung Yesus dihancurkna dan gambar-gambar Santa Klaus dibakar dalam rangkaian serangan ekstrimis Hindu India selama perayaan Natal.

Ditengah semakin besarnya intoleransi terhadap kelompok minoritas Kristiani di India, yang hanya mencakup sekitar 2% populasi India, beberapa perayaan Natal menjadi target kelompok Hindu sayap kanan, yang menuduh Natal itu adalah cara para misionaris untuk menarik penganut Hindu.

Dalam beberapa tahun ini, umat Kristiani telah menghadapi beberapa kekerasan menjelang perayaan Natal, namun tahun ini ada semacam peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

Di Agra, Uttar Pradesh, para anggota kelompok sayap kanan Hindu membakar foto Santa Klaus diluar sekolah kristen dan menuduh misionaris Kristiani memanfaatkan perayaan Natal untuk menarik para umat Hindu lainnya.

“Saat Desember mulai datang, misionaris Kristiani mulai aktif dengan alasan Natal, Santa Klaus dan Tahun Baru. Mereka memancing anak-anak dengan membuat Santa Klaus memberikan hadiah-hadiah ke mereka dan membuat mereka tertarik dengan Kristiani,” ujar Ajju Chauhan, sekretaris umum Bajrang Dal, salah satu kelompok sayap kanan Hindu yang memimpin unjuk rasa tersebut.

Di Assam, dua pengunjuk rasa yang menggunakan baju bewarna kuning, warna khas nasionalisme Hindu, masuk ke gereja Presbyterian pada saat malam Natal dan mengacau disana, menyerukan seluruh umat Hindu untuk segera keluar dari gereja.

“Biarkan umat Kristiani saja yang merayakan Natal. Kami menentang laki-laki dan perempuan Hindu yang merayakan Natal. Mereka berdandan saat pergi ke gereja dan mereka semua menyanyikan lagu Natal. Bagaimana agama kita bisa selamat kalau begini caranya?” Pihak kepolisian pun dilaporkan telah menangkap dua orang tersebut.

Di negara bagian Haryana, sehari setelah Natal, dilaporkan sebuah patung Yesus telah dihancurkan dan Gereja Holy Redeemer di Ambala dirusak beberapa jam setelahnya.

Sebuah acara natal di Matridham Ashram, Uttar Pradesh, juga menjadi target kelompok ekstrimis Hindu yang berkumpul diluar dan meneriakkan “misionary murdabad”, yang berarti “mati kau misionaris”.

Dalam wawancaranya dengan media lokal, Bapa Anand, pendeta di Ashram, mengatakan protes tersebut merupakan indikasi dari meningkatnya serangan yang dihadapi orang-orang Kristen di India dalam beberapa bulan terakhir.

“Ini adalah simbol apa yang sedang terjadi saat ini karena orang-orang ini memiliki kebebasan hukum, dan itu membuat adanya ketegangan disini. Setiap hari Minggu adalah hari yang menyeramkan dan traumatik untuk para kaum Kristiani, terutama mereka yang datang ke gereja-gereja kecil,” ujar Anand.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  58  =  61