Hot Topic

Ketika Manila Menghalau Bandar Judi di Sea Games Manila 1991

Channel9.id-Jakarta. Rupanya untuk menjadi juara Sepakbola Sea Games di Manila tahun 1991, tidak hanya faktor skill dan fisik para pemain. Ada juga operasi intelijen menghadang para bandar judi yang dikhawatirkan merusak skor pertandingan.

Drama final sepakbola Sea Games ternyata tidak hanya berlangsung di lapangan hijau. Kekuatan si poros halang bertubuh jangkung, Robby Darwis dan kelincahan Rochy Putiray bisa berantakan oleh permainan bandar judi.

Karena itulah, Manajer Timnas Sepakbola Sea Games Kolonel CHK IGK Manila, melakukan operasi senyap. Tim intelijen kerahkan Manila yang pernah mendapat pendidikan intelijen dari Mossad di Israel itu, mereka dibekali foto para bandar judi yang sering memainkan skor pertandingan sepakbola.

Hal ini terungkap dalam buku “IGK Manila, Panglima Gajah Manajer Juara” yang ditulis oleh Hardy R Hermawan dan Edy Budiyarso di tahun 2018. Dalam bukunya di halaman 175, Tugas Tim Intelijen ini, menghadang semua daftar nama yang dilengkapi fotonya di bandara menjelang babak final Sepakbola Sea Games Manila 4 Desember 1991. Selain di Bandara Soekarno Hatta, satu tim juga sudah berada di Bandara Ninoy Aquino di Manila, memantau gerak masuk para penjudi bola.

“Yang direct langsung ke Manila bisa kami halau, tetapi ada juga yang masuk setelah transit melalui Singapura,” ujar pensiunan Mayor Jenderal ini.

Hasilnya, pertandingan final melawan raksasa sepakbola Asia Tenggara, Thailand berlangsung sangat menarik. Timnas Garuda yang diasuh oleh pelatih Polosin asal Rusia harus menghadapi gaya permainan Shamba Thailand yang dilatih Roberto Carlos dari Brasil.

Pertandingan seru berakhir imbang, keputusan pemenang dipaksa dengan jalan adu penalti. Adu Pinalti pun sungguh dramatis karena sempat unggul Indonesia kemudian harus disusul Thailand. Berkat kegigihan kiper Eddy Harto, tiga kali berhasil menepis bola sekaligus memupuskan Timnas Thailand yang sedari awal sudah sesumbar akan menjadi juara.

Tendangan terakhir ketika posisi 4:4 dilakukan oleh pemain Persebaya Surabaya, Sudirman. Beban kemenangan berada di pundak pemain berusia 21 tahun. Manila yang sempat melihat kegalauan Sudirman, langsung mengeluarkan jimat batu akik yang menjadi kalungnya ia keluarkan dari jaket merah putih, “Indonesia Menang, Indonesia Juara” pekik Manila ditirukan semua pemain, membangkitan semangat para pemain termasuk Sudirman.

“Padahal itu bukan jimat beneran,” ujar IGK Manila terkekeh-kekeh. Hasilnya, luar biasa. Sudirman yang akrab dipanggil jenderal menyelesaikan tugasnya sebagai penendang terakhir dengan baik. Sepakan dari titik 12 pas yang tidak terlalu keras namun melengkung di atas kiri tiang jauh kiper Chaiyong tak bisa ditepis.

Pekik gempita membahana, Indonesia juara, emas dari cabang sepakbola Sea Games Manila. Sorak-sorak termasuk dari jutaan penonton sepakbola TVRI yang dibawakan komentator legendaris Bung Sambas, yang terus menerus meminta doa para pemirsa untuk kemenangan tim Indonesia.

Malam ini Timnas Indonesia Muda akan melakoni final sepakbola Sea Games di Manila. Semoga tahun 1991 berulang di Sea Games Manila 2019.

Edy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +    =  4