Oleh: Soffa Ihsan*
Gerakan Buku Bawah Tanah
Channel9.id-Jakarta. Banyak sudah diungkap bahwa sikap dan tindakan seseorang atau kelompok juga dipengaruhi oleh buku. Seringnya ditemukan buku yang bertemakan jihad dalam peristiwa penggerebekan tersangka pelaku tindakan teror menengarai fakta yang menarik. Apalagi dari beberapa judul buku yang ditemukan ternyata lebih banyak merupakan buku terjemahan dari bahasa Arab yang ditulis oleh para ideolog jihad global di Timur Tengah, seperti Abdullah Azzam, Abu Muhammad al-Maqdisi, Abu Qatadah al-Filistini, atau juga Yusuf al-Uyairi.
Kisah herois buku, mari kita simak riuhnya penerbitan buku dari kalangan jihadis. Buku-buku yang beredar dilingkungan jihadis merupakan terjemahan dari bahasa Arab yang sebagian besar ditulis oleh jihadis Timur Tengah, seperti Usamah bin Ladin, Abdullah Azzam, Abdul Qadir Abdul Aziz, Abu Mush‘ab Al-Zarqowi. Apa saja buku itu, beberapa diantaranya Rambu-Rambu Dalam Perjuangan yang judul aslinya adalah Taujihat Manhajiyah, tulisan Usamah bin Ladin. Buku ini diterbitkan oleh Al-Qaidun Group, simpatisan Jamaah Tauhid wal Jihad. Secara umum, buku tersebut membahas tentang ajakan Usamah kepada umat Islam dunia untuk berjihad dengan berbagai argumentasi naqliyah dan aqliyah yang digunakannya.
Lalu ada buku An-Nihayah wal Khulashoh. Buku ini berasal dari petikan-petikan khutbah Abdullah Azzam. Buku terjemahannya diterbitkan oleh Al-Qoidun tanpa keterangan tempat dan tahun terbit. Yang menarik dari buku ini adalah bahwa baik penulis maupun penerjemahnya adalah aktifis jihad yang meninggal di medan “jihad”. Abdullah Azzam adalah tokoh jihadis dunia yang meninggal akibat pemboman di Pakistan. Sedangkan Jabir al-Irhaby, penerjemah buku tersebut adalah tersangka teroris yang meninggal pada tanggal 29 April 2006 di Kertek Wonosobo pada saat penggrebekan oleh Densus 88. Sekilas kisah, Jabir dikenal keluarganya dengan nama Gempur Budi Angkoro. Anak ketiga dari empat saudara itu menghilang sejak terjadi ledakan di Kedubes Australia di Jl Kuningan Jakarta, 9 September 2004. Sejumlah informasi yang dihimpun menyebutkan, Jabir ditengarai saudara sepupu Fatkhurahman Al Ghozy, teroris yang tewas di Filipina. Adik Ghozy, dikabarkan menikah dengan kakak Gempur. Bisa jadi, perkiraan polisi yang mengatakan Gempur terlibat dengan serangkaian teror bom di beberapa daerah benar adanya. Terlebih di mata polisi, Jabir dikenal sebagai perakit dan pembuat bom yang andal. Dia juga pembuat bom yang mengakibatkan ledakan hebat di Hotel Marriot dan Kedubes Australia. Untuk isi buku tersebut, secara umum, membahas tentang hukum jihad, hukum meminta izin untuk berjihad, jihad bersama orang-orang fajir, siapakah yang layak dimintai fatwa dalam masalah jihad.
Buku Rambu-Rambu Tho’ifah Manshuroh yang judul aslinya adalah Ma’âlim Ath-Thâ’ifah Al-Manshûrah fî Uqri Dâr Al-Mu’minîn ditulis oleh Abu Qatadah Al-Filisthini. Abu Qatadah adalah orang yang paling diburu oleh pemerintah Inggris sejak tahun 2001, karena dianggap sebagai tokoh teroris dan memiliki keterkaitan dengan al-Qaidah. Penerjemah buku ini adalah Ustadz Abu Sittah Mukhlas At-Tinjuluni, yang tidak lain adalah Mukhlas salah seorang terpidana mati pelaku bom Bali pertama bersama Amrozi dan Imam Samudra. Editor buku ini adalah Tim Jazeera, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group Indonesia.
Ada lagi buku-buku karya Abdul Qadir Abdul Aziz, antara lain, Faidhul Karimil Mannaan min Ahammi Furuudhul A`yaan (Mendukung kontradiksi antara Tauhid dengan Jihad Sebagai Prioritas Yang Paling Penting), Al-Jaami` fie Tholabil `Ilmisy Syariif (Kelengkapan dalam Menuntut Ilmu Syar`ie), `Umdah fie I`daadil `Uddah, (Bekal dalam Mempersiapkan Kemampuan), Da’watut Tauhid, (Da`wah Tauhid), Al Hujjah fie Ahkami Millatil Islamiyyah (Hujah dan Kedudukannya dalam Hukum Islam), Hadzaa Bayaan Lin Naas: Al Irhaabu minal Islaam (Terorisme Ajaran Islam). Abdul Qodir bin Abdul Aziz sendiri adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kairo tahun 1974. Dia mulai menjadi buron pemerintahan Mesir pasca terbunuhnya Anwar Sadat pada tahun 1981, namun ia berhasil meloloskan diri keluar dari Mesir. Salah satu bukunya diterjemah dengan judul Terorisme Ajaran Islam oleh Herniyanto dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group. Herniyanto sendiri adalah terpidana kasus Bom Bali I yang meninggal pada tanggal 3 Februari 2006 di Lembaga Pemasyarakat Krobokan dalam perjalanan ke Rumah Sakit Sanglah, Denpasar Bali. Buku ini membahas tentang al-irhab (membuat gentar orang-orang kafir) yang dipandang bagian dari ajaran Islam dan barangsiapa mengingkari hal itu berarti telah kafir, Amerika adalah negara kafir, memusuhi Allah, Rasul-Nya dan orang yang beriman, dan lain-lain.
Buku Tiada Khilafah Tanpa Tauhid dan Jihad karya Abu Bashir Abdul Mun’im Mushthofa Halimah At-Tarthusi, diterjemahkan oleh Abu Sulaiman AsSijn Fakallohu Asroh. Penerbitnya Divisi Media Dan Kajian Al-Qo’idun Group.
Kemudian, buku Kepada Mereka Yang Buron dan Tertawan, dan Janganlah Bersedih Sesungguhnya Alloh Bersama Kita. Buku ini karya Abu Muhammad Ashim Al-Burqowi Al-Maqdisi, diterjemahkan oleh Abu Hafs As-Sayyar, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group. Buku Inilah Jalan Para Rosul, karya Abu Mush‘ab Al-Zarqowi, diterjemahkan oleh Ahmad Ilham Al-Kandari, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group. Buku Bergabunglah Bersama Kami, karya Abu Mush’ab Az-Zarqowi, diterjemahkan oleh Abu Mortal al-Jatimy, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group. Jawaban seputar Masalah-Maslah Fikih Jihad karya Ibnu Qudamah An-Najdi, diterjemahkan oleh Abu Jandl Al-Muhajir, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group. Buku Cara Tepat Untuk Mati Syahid karya Jabir bin Abdul Qoyyum As Sa’idi AsySyami, diterjemahkan oleh Mujahidin Cell, dan diterbitkan oleh Maktab Nidaa-ul Jihad. Buku Fikih Tawanan karya Yusuf bin Shalih Al-‘Uyairi, diterjemahkan oleh Ibnu Mortar Al-Sijn dan Abu Bazooka Al-Buron, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group Jama’ah. Buku Yang Tegar Di Jalan Jihad karya Yusuf bin Shalih Al-‘Uyairi, diterjemahkan oleh Abdulloh Ibnu Abu Irhaby, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group. Buku Petunjuk Praktis Menjadi Mujahid karya Yusuf bin Sholih Al-‘Uyairi, diterjemahkan oleh Syahida Man, dan diterbitkan oleh Al-Qoidun Group.
Itulah deretan contoh buku terjemahan dari bahasa Arab yang beredar di kalangan para jihadis Indonesia. Publikasi buku-buku jihad dilakukan melalui penerbitan secara tercetak maupun melalui dunia maya atau internet. Laporan ICG (2008) mensinyalir bahwa buku-buku jihad diterbitkan oleh semacam jaringan penerbit yang memiliki kedekatan ideologis dengan Jamaah Islamiyah (JI). Sebagian besar perusahaan penerbitan yang terkait JI berada di Solo, dikelola oleh alumni Pondok Pesantren al-Mukmin, di Ngruki, Solo. Meskipun hanya sedikit sekali yang kelihatannya menjadi anggota IKAPI, hampir seluruhnya merupakan anggota Serikat Penerbit Islam atau SPI, sebuah asosiasi yang tampaknya didominasi oleh Ngruki. Beberapa penerbit tersebut adalah al-Alaq, kelompok Arafah, Kelompok al-Qowam, Kelompok Aqwam, Kafayeh Cipta Media (KCM), Penerbit di daerah Solo yang lain, dan Ar-Rahmah media.
Arrahmah Media juga dikenal sebagai situs berita dan sekaligus penerbit dari beberapa buku jihad seperti Jihad di Asia Tengah; The Giant Man, Biografi Mulloh Umar; Tidak Ada Damai dengan Israel; Awas! Operasi Intelijen-The Untold Story, Commander Khattab-Pahlawan Jihad Chechnya, Army Madinah in Kashmir, Tiada Khilafah Tanpa Tauhid dan Jihad, dan lain-lain.
Di samping menggunakan media kertas, para jihadis juga memanfaatkan internet untuk menyebarluaskan buku-buku dan informasi tentang jihad. Beberapa situs antara lain arahmah.com, thoriquna.wordpress.com, almuwahhidin.com, millahibrahim.wordpress.com, dan alqoidun.sitesled.com. Beberapa situs tersebut tentunya ada yang tidak aktif atau sudah diblokir oleh Kominfo RI karena dianggap mengandung kontent terorisme. Satu hal yang menarik adalah adanya kerjasama dan jaringan antara satu situs dengan situs lain dalam menyebarkan informasi tentang jihad tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya pencantuman link situs-situs lain yang sefaham di masing-masing halaman situs-situs jihad tersebut.
Apa yang menonjol dari terbitan buku-buku tersebut? Para penulis asli maupun penerjemah buku-buku tersebut adalah para pelaku jihad itu sendiri. Sedangkan publikasi buku-buku tersebut dilakukan melalui penerbitan dan situs-situs di internet. Sebagian besar situs jihadis Indonesia memberikan informasi, artikel dan buku-buku jihad yang bisa diunduh secara gratis. Menariknya pula, diantara para pengelola situs jihad Indonesia terjalin jaringan yang solid dalam bentuk tukar menukar link dan komentar.
Bila dicermati, corak pendekatan yang dipakai para penulis adalah tekstual dan eksklusif. Artinya, hampir semua pokok pembahasan dalam buku-buku tersebut selalu bertaburan dengan ayat-ayat al-Quran, hadits, dan pendapat-pendapat para ulama yang difahami secara dangkal dan formal. Sejumlah konsep dalam buku-buku jihad yang berpotensi mempengaruhi para pembaca dengan pemahaman keislaman minim untuk melakukan tindakan tragis beratasnama agama. Ajaran jihad ekstrem yang terdapat dalam ‘buku-buku keras’ tersebut berpotensi menyusup ke dalam lembaga pendidikan melalui berbagai pintu masuk, seperti kegiatan mentoring agama Islam di perguruan tinggi, kegiatan Rohis di SMA/SMK, jaringan pertemanan, dan melalui agenda tersembunyi dari lembaga-lembaga pendidikan yang cenderung melawan ideologi negara.