Hot Topic

KPU Segera Simulasi Teknis Pemungutan dan Perhitungan Suara Pilkada 2020

Channel9.id – Jakarta. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Evi Novida Ginting menyampaikan, pihaknya segera melakukan simulasi Peraturan KPU (PKPU) No 6 Tahun 2020 yang di dalamnya mengatur tentang teknis pemungutan dan perhitungan suara.

Evi menjelaskan, simulasi dibutuhkan supaya masyarakat yang akan mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dijamin kenyamanan dan keselamatannya di tengah pandemi Covid-19.

“Setelah melakukan simulasi kita akan lihat, apa yang perlu direvisi dalam PKPU itu. Ini tantangan besar karena harus memastikan seluruh masyarakat yang datang ke TPS memiliki rasa nyaman dan aman. Ketika dia masuk dan keluar dari TPS dalam kondisi sehat. Kemudian tidak ada dampak berikutnya terpapar covid-19. Ini harus dipastikan,” kata Evi dalam Webinar, Senin (19/10).

Evi menjelaskan, sejumlah persiapan akan mengedepankan protokol kesehatan. Ada beberapa hal yang akan dipersiapkan penyelenggara pilkada. Pertama, jumlah pemilih yang datang ke TPS maksimal 500 orang.

“Sebelumnya paling jumlah pemilih 800. Untuk menghindari kerumunan dikurangi menjadi 500,” katanya.

Kedua, penyelenggara akan mengatur waktu kehadiran pemilih untuk datang ke TPS. Sebelum pandemi, pemilih bisa datang antara jam 07.00 hingga 13.00.

“Maka masa pandemi ini untuk mengurangi antrian kita mengatur waktu. Kalau Sekarang kita atur dalam formulir C-6. Jadi mereka datang sesuai waktu yang ditentukan oleh penyelenggara. Misal harus datang jam 08.00 pagi,” kata Evi.

Ketiga, dalam formulir pemberitahuan, diinformasikan pemilih harus menggunakan masker dan membawa bulpen sendiri saat hendak mencoblos.

“Tapi kita juga mempersiapkan masker cadangan bila masker mereka rusak. Kita juga mempersiapkan alat tulis,” katanya.

Kemudian, petugas TPS juga akan mengatur posisi ruang tunggu hingga posisi bilik dengan jarak minimal satu meter.

“Kita juga menyediakan tempat cuci tangan, juga nanti akan dicek suhu tubuhnya, bahkan kita siapkan sarung tangan,” ujarnya.

Pun penyemprotan disinfektan juga akan dilakukan secara berkala baik saat proses pemungutan berlangaung maupun ketika selesai.

“Kami juga menyediakan baju hasmat dan bilik khusus juga. Jadi kalau ada pemilih yang pingsan, baju hasmat itu bisa digunakan petugas untuk menolongnya,” lanjutnta.

Terakhir, dalam ketika perhitungan suara selesai dan hasil suara telah ada, petugas TPS tak perlu mengirimkan salinan kertas ke pusat. Petugas TPS cukup memotret hasil suara dari plano.

“Kemudian kirim kepada saksi dan juga kepada panwas kemudian dikirim ke server kita secara bersamaan,” pungkasnya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  78  =  80