Channel9.id-Mali. Otoritas Mali melarang pesawat militer Jerman yang mengangkut 75 tentara untuk terbang ke wilayah udaranya pada Rabu malam, Kamis (20/1/2022). Hal ini memaksa mereka untuk memutar kembali ke Gran Canaria, ungkap Menteri Pertahanan Jerman.
Pesawat transport itu sedang dalam perjalanannya dari pangkalan udara Jerman ke markas logistiknya di Niamey, Niger. Namun, saat sedang dalam perjalanannya, mereka dihubungi untuk tak dapat masuk ke wilayah udara Mali, ungkap juru bicara Menteri Pertahanan Jerman.
Baca juga: Amerika Serikat Kutuk Serangan Teroris
Jerman telah mengerahkan sekitar 1,200 pasukan ke Mali dan pada akhir Mei nanti akan memutuskan mengenai apakah mereka akan memperpanjang misi militernya atau tidak. Pengerahan tentaranya itu dikerahkan melalui markas logistik di Niamey.
Jerman telah menyuarakan kekhawatirannya mengenai perkembangan terbaru di Mali setelah kedatangan kontraktor militer swasta dari Rusia, Wagner Group dan kegagalan otoritas pengganti untuk melaksanakan pemilu demokratis bulan depan seperti yang sudah disepakati tahun lalu.
“Ketika kita diberi tahu kalau pemilu akan ditunda selama lima tahun, kami tahu kalau sesuatu ada yang tak beres,” ujar Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht pada pekan lalu. Ia menambahkan kalau ia berharap adanya perkembangan demokratis dan sebuah solusi untuk masalah Wagner Group jika pasukan Jerman berada di Mali.
Uni Eropa telah mengumumkan kalau mereka akan menjatuhkan sanksi ke Mali, sesuai dengan sanksi yang juga dijatuhkan oleh ECOWAS dari negara-negara Afrika barat. Keputusan tersebut dikabarkan akan diambil pada akhir Januari.
(RAG)