Mantan Presiden Taiwan Dikabarkan akan Kunjungi Tiongkok
Internasional

Mantan Presiden Taiwan Dikabarkan akan Kunjungi Tiongkok

Channel9.id-Jakarta. Mantan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou akan mengunjungi Tiongkok pada bulan ini menurut laporan dari kantornya, Senin (20/3). Kunjungan ini menjadi peristiwa pertama kalinya mantan presiden Taiwan berkunjung ke Tiongkok setelah mereka dikalahkan dan pada tahun 1949 lalu.

Kunjungan ini juga terjadi disaat sedang memanasnya hubungan antara Tiongkok dan Taiwan setelah Beijing yang terus menerus merundung Taiwan dengan kekuatan militer dan politiknya dengan harapan Taiwan mau tunduk kembali dibawah kekuasaan Tiongkok.

Ma, yang sampai saat ini masih menjadi anggota senior partai oposisi Kuo Mintang Taiwan (KMT), sempat bertemu dengan President Tiongkok Xi Jinping di Singapura pada tahun 2015 lalu, sesaat sebelum Presiden Tsai Ing Wen dilantik.

Pihak dari Ma mengatakan kalau ia akan pergi ke Tiongkok pada tanggal 27 Maret sampai 7 April dan akan mengunjungi kota Nanjing, Wuhan, Changsha, Chongqing dan Shanghai.

Dalam kunjungan itu ia akan bertemu dengan para pelajar dan mengunjungi situs Perang Dunia II, konflik Tiongkok dengan Jepang, dan juga situs revolusi 1911 yang melengserkan kaisar Tiongkok.

Tak disebutkan apakah Ma juga akan bertemu dengan pejabat Tiongkok, termasuk Presiden Xi.

Partai oposisi KMT, yang mempunyai agenda untuk mendekatkan Taiwan dengan Tiongkok namun membantah sebagai pro-Tiongkok, akhir-akhir ini semakin dekat dengan Tiongkok sejak keduanya sama-sama melonggarkan pembatasan travel karena COVID.

Baca juga: Taiwan Tegaskan Tak Akan Tinggal Diam Saat Diprovokasi Tiongkok

Pada bulan lalu wakil ketua KMT Andrew Hsia terbang ke Beijing dan bertemu dengan ketua Partai Komunis Wang Huning. Partai yang berkuasa di Taiwan saat ini, Democratic Progressive Party (DPP) menyayangkan kunjungan Hsia ke Tiongkok dan menyebutkan bahwa hubungan mereka terlalu dekat. “Kami menyayangkan langkah Hsia yang nampak seperti ingin menjual Taiwan,” kutipnya.

Dilain sisi, KMT menyebutkan pentingnya komunikasi terbuka dengan Tiongkok, terlebih mengingat semakin memanasnya situasi saat ini.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  6  =