Masuki Hari ke-26 PPKM Darurat, BOR Covid-19 di Jatim Melandai
Nasional

Masuki Hari ke-26 PPKM Darurat, BOR Covid-19 di Jatim Melandai

Channel9.id-Surabaya. Sejak penambahan kasus tertinggi pada 15 Juli lalu yakni sebanyak 56.757 kasus baru, angka pertambahan kasus secara keseluruhan di Indonesia terus melandai bahkan menunjukkan tren penurunan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut keterisian atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit (RS) Covid-19 di wilayahnya mulai ada pelandaian. Tingkat penurunan terjadi baik untuk tempat tidur ruang isolasi, ICU, hingga RS darurat lapangan. BOR isolasi RS di Jatim kini 75 persen.

“BOR hari ini untuk isolasi (COVID-19) terisi 75 persen, BOR ICU, per hari ini 82 persen,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi usai pelantikan OPD Pemprov Jatim, Rabu (28/7/21).

Baca juga: Kabaharkam Polri Cek Penerapan PPKM Level 4 di Kota Malang

Khofifah menyebut, ruang-ruang isolasi yang ada di rumah sakit mulai melandai. Pada awal PPKM darurat lalu, BOR isolasi COVID-19 di Jatim sempat berada di atas 80 persen.

BOR isolasi COVID-19 di Jatim sebanyak 17.482 bed, dan terisi 13.112 pasien. Sementara BOR ICU COVID-19 di Jatim sebanyak 1.467, dan terisi 1.206 pasien.

“Kalau kita melihat sesungguhnya di isolasi-isolasi yang ada di rumah sakit, itu mulai sudah ada pelandaian. Dulu di RSU dr Soetomo, pada 3 minggu lalu kita melihat banyak pasien di selasar. Per pagi tadi, saya minta terus diupdate, di Soetomo di UGD sudah lengang,” terangnya.

Menurut Khofifah, kenaikan kasus COVID-19 di Jatim saat ini, tidak berdampak langsung terhadap BOR RS. Dirinya juga meminta pasien yang isolasi mandiri, untuk pindah ke ruang isolasi terpusat.

“Jadi sekarang, antara kenaikan kasus COVID-19 di Jatim dan hunian di rumah sakit, flat aja. Sekarang bahkan melandai. Tetapi jangan bilang COVID-19 sudah selesai. Tetap waspada, dan terus melakukan mitigasi,” ungkapnya.

“Pak Kapolda dan Pak Pangdam saat ini terus mengecek ruang isolasi terpusat, harapannya agar yang isoman agar pindah ke isolasi terpusat, supaya termonitor kondisinya. Ada yang mungkin butuh obat, oksigen, kalau di isolasi terpusat akan termanage, dan terkoneksi dengan RS rujukan. Seluruh koordinator isolasi terpusat harus terkoneksi dengan RS rujukan,” pungkasnya.

Sementara itu, BOR di Kota Malang masih lebih tinggi dibanding BOR yang disampaikan Khofifah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan, BOR di rumah sakit rujukan untuk isolasi memang sudah menurun. Namun, BOR untuk ICU masih penuh.

“BOR yang berkurang di isolasi tapi masih 87 persen. Untuk ICU masih 100 persen, masih penuh,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3  +  7  =