Opini

Mimbar Jum’at: Inilah Keutamaan Amal Jariyah Yang Pahalanya Mengalir Tanpa Putus

Hidup sudah pasti ada batasnya, setiap makhluk yang bernyawa pasti akan meninggal. Termasuk kita manusia, yang pasti akan menemui ajalnya, meninggalkan dunia yang fana menuju alam akherat yang kekal.

Dalam hidup inilah kita mengumpulkan bekal sebanyak-banyak untuk menuju alam keabadian. Ketika kita sudah meninggal, kita sudah tidak bisa lagi berbuat amal kebajikan. Bekal yang kita bawa bersumber dari amalan yang kita perbuat selama hidup.

Namun meski, kita sudah meninggal ada amalan yang tidak akan putus, tetap mengalir pahalanya, yakni dari amal jariyah yang kita lakukan.

Secara umum  pengertian amal jariyah berasal dari dua suku kata  yaitu ‘amal’ dan ‘jariyah’. Keduanya merupakan serapan dari bahasa Arab dimana ‘amal” berarti perbuatan dan ‘jariyah’ bermakna mengalir.

Merujuk dari pengertian secara harfiah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa amal jariyah merupakan perbuatan yang mengalir. Jika dimaknai secara lebih dalam, definisi amal jariyah adalah suatu perbuatan baik yang mana amalannya akan terus mengalir sampai kapanpun.

Amalan jariyah juga dapat diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan seseorang demi kemaslahatan dan kebaikan di jalan Allah SWT. Meskipun ia telah meninggal nantinya, amalan dari perbuatan baiknya tersebut akan tetap membuahkan pahala.

Selama perbuatan baiknya tersebut berguna dan dimanfaatkan oleh orang lain, maka selama itu pula pahala akan terus mengalir kepadanya.

Pengertian amal jariyah juga dijelaskan dalam buku Pendidikan Agama Islam, Bahrul Ilmy (2007: 41), yakni sebagai perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas dan sukarela dengan mengharapkan ridho dari Allah SWT.

Amal jariyah bertujuan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT sehingga ada banyak sekali keutamaan dari amalan ini. Allah SWT menjanjikan akan melipatgandakan harta mereka yang gemar bersedekah.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 261 yang terjemahannya: “Perumpamaan orang-orang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai:tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al- Baqarah: 261)

Keutamaan lainnya, amalan jariyah ini juga sebagai penghapus dosa dan kesalahan seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 271 yang terjemahannya: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al- Baqarah: 271)

Orang yang senantiasa beramal baik, adalah orang yang pahalanya dijamin oleh Allah. Bahkan, setiap amal dan kebaikan yang diperbuatnya bisa membantu mereka di dunia maupun di akhirat.Salah satu hadits yang pastinya sudah populer di masyarakat menyebutkan:

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim). Dari hadits tersebut jelas, bahwasannya ada beberapa amal yang akan senantiasa bermanfaat meskipun manusia tersebut sudah mati.

Ketiganya tersebut adalah sedekah jariyah yang bisa ditentukan dalam bentuk apa saja, ilmu yang bermanfaat, dan selanjutnya anak yang sholeh.

Dalam hadits lain menyebutkan:“Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebarluaskannya, anak soleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibina, rumah yang dibina untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya “(HR. Ibnu Majah).

Sementara dari hadits yang ini, cakupan dari amal-amal yang bersifat jariyah atau pahalanya terus mengalir lebih banyak. Hal itu memanglah benar, pasalnya amal jariyah ini adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, yang mana manfaatnya akan terus dirasakan oleh orang banyak meskipun orang tersebut sudah meninggal.

Dalam kata lain, jika seseorang sudah meninggal, namun masih ada orang lain yang merasakan manfaat dari perbuatan orang tersebut, maka sampai hari kiamat orang itu akan mendapatkan tambahan pahala walau sudah ada di dalam kubur.

(Diolah Dari Berbagai Sumber)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

83  +    =  92