Ekbis

Pemerintah Pastikan Ketahanan Pangan Aman hingga 2025

Channel9.id, Jakarta – Pemerintah memastikan bahwa ketersediaan dan stabilitas harga pangan strategis nasional akan terjaga hingga akhir 2025. Hal ini ditegaskan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA), Arief Prasetyo Adi, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang digelar Kementerian Dalam Negeri.

Menurut Arief, produksi dan distribusi pangan berjalan konsisten, terutama untuk komoditas seperti jagung pipil kering, ayam hidup (livebird), beras medium, dan Minyakita. Ini menjadi indikator utama bahwa sistem pangan nasional dalam kondisi cukup dan stabil.

“Proyeksi ketersediaan pangan nasional hingga 2025 dalam kondisi aman. Harga pangan juga cenderung stabil. Fokus kita kini ada pada distribusi dan intervensi untuk menjaga keseimbangan harga,” ujar Arief.

Arief mencatat bahwa harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani saat ini sudah melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Di Kabupaten Indramayu, misalnya, harga gabah sudah mencapai Rp7.000/kg, lebih tinggi dari HPP yang ditetapkan Rp6.500/kg.

“Harga yang menguat ini harus segera direspons dengan optimalisasi penyerapan. Bulog harus mempercepat SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan),” katanya.

Namun, untuk komoditas jagung, realisasi serapan masih rendah. Hingga kini, Bulog baru menyerap sekitar 30.240 ton atau 3 persen dari target, dan ini menjadi perhatian untuk ditingkatkan.

Pemerintah juga tengah melakukan intervensi harga ayam hidup guna mencegah penurunan populasi yang dapat mengganggu pasokan di masa depan.

“Tugas kita adalah menjaga keseimbangan. Peternak harus mendapat harga yang layak agar tetap produktif, sementara masyarakat tetap bisa mengakses daging dengan harga wajar,” jelas Arief.

Sebagai bentuk konkret, Bapanas bersama pemerintah daerah telah meluncurkan Gerakan Pangan Murah di lebih dari 3.000 titik di seluruh Indonesia. Langkah ini dinilai strategis untuk menekan harga di level konsumen tanpa merugikan produsen.

Untuk komoditas beras, serapan gabah setara beras mencapai 2,183 juta ton. Dengan panen raya masih berlangsung di berbagai daerah, angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir bulan.

Stok nasional yang dikuasai Bulog saat ini terdiri dari 2,1 juta ton cadangan utama, ditambah 19.800 ton untuk kebutuhan komersial, dan 298 ton untuk tanggap darurat.

BPS Apresiasi Kinerja Pemerintah dalam Tekan Inflasi Pangan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, memberikan apresiasi terhadap capaian pemerintah. Menurutnya, meskipun beberapa komoditas seperti bawang putih masih berada di level harga tinggi, tren penurunan sudah terlihat.

“Komoditas seperti cabai rawit mengalami deflasi. Saat ini, 65 persen daerah menunjukkan tren penurunan harga cabai, ini pencapaian yang baik,” ujarnya.

Bawang merah dan telur ayam ras juga mengalami penurunan harga, meski sebagian masih berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

50  +    =  55