Pertanyaanya, apakah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri akan rela menempatkan putrinya, Puan Maharai sebagai cawapres untuk Ganjar. Sampai saat ini, belum ada sinyal yang tegas dari Megawati tentang siapa figur yang akan diusungnya, kecuali beredarnya wacana Prabowo-Puan yang sepertinya dibiarkan tanpa bantahan dari PDIP.
Kemungkinan, lanjut Toto, pada saatnya PDIP akan realistis menjadikan data survei sebagai panduan dalam mengusung capres. Dia pun menyebut PDIP secara realistis akan mengusung Ganjar-Puan.
“Tapi, menurut saya, jika konteksnya kepentingan partai dan kepentingan memenangkan Pilpres 2024, seharusnya PDIP mengusung dua kadernya, Ganjar-Puan, ketimbang Prabowo-Puan,” katanya.
Ia menyatakan, Puan Maharani masih memiliki problem elektabilitas yang rendah. Ini yang akan menjadi pekerjaan besar kader-kader PDIP untuk memanfaatkan sisa waktu dua tahun ke depan.
Namun, menurut Toto, dari pengalaman sejumlah kontestasi politik pilpres selama ini, bahkan di pilkada kemenangan itu lebih banyak ditentukan oleh figur nomor satunya.
Meskipun, yang ideal, baik figur nomor satu maupun nomor duanya, sama-sama memiliki elektabilitas yang kokoh.
“Tugas utama Ganjar-Puan sekarang bagaimana merawat modal sosial yang ada saat ini, khususnya elektabiltas, jangan sampai merosot karena berbagai manuver blunder yang dilakukannya,” tutur Toto.
“Dari pengalaman selama ini, figur yang mengalami tren penurunan elektabilitas biasanya akan mengalami kesulitan untuk “rebound”, apalagi untuk menang,” pungkasnya.