Lifestyle & Sport

Perempuan Inspiratif, Dari Menata Kota Hingga Menuju Gedung Parlemen

Channel9.id-Jakarta. Prof. Dr. Sylviana Murni, SH, M.Si merupakan seorang senator dari Provinsi DKI Jakarta. Wanita yang akrab disapa Mpok Sylvi ini, lahir di Jakarta, 11 Oktober 1958, putri dari pasangan Kol (Purn) HD. Moerdjani dan Hj. Ni’mah.

Ia dididik orang taunya dalam suasana disiplin dan demokratis, Ayah dan Ibunya membiasakan seluruh anaknya makan bareng, selepas makan bareng mereka menggelar kegiatan yang disebut “Meja Demokrasi”. Meja Demokrasi adalah suasana yang dibangun selepas makan, dimana seluruh anggota keluarga membiasakan dialog dan bebas mengeluarkan pendapat. Nilai lain yang ditanamkan didalam keluarga adalah Disiplin, religiusitas, dan semangat pantang menyerah.

Wanita penyuka warna oranye ini, mengaku seringkali cita-citanya berubah. Saat kecil ia mempunyai cita-cita menjadi guru, lalu beranjak remaja ia ingin menjadi pramugari, profesi yang dianggap keren, bertemu banyak orang, dan bisa keliling dunia. Lalu cita-citanya mengalami pergeseran pada saat dewasa, yaitu ingin menjadi diplomat. Lalu sekarang cita-citanya kembali ingin mengajar. Bahkan ketika jadi Kepala Dinas Pendidikan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seringkali ia masuk kekelas dan mengajar.

Mpok Sylvi menuturkan bahwa hal yang mendorong untuk melanjutkan kuliah ke jenjang tertinggi adalah ada dua faktor, faktor pertama motivasi dari orang tua dan dorongan dari suami. Dorongan suami sangat kuat dalam menuntaskan pendidikan, pernah ada suatu waktu Mpok Sylvi bertanya pada suaminya ketika diangkat jadi Kepala Biro, “Pah bangga ga mempunyai istri Kepala Biro Perempuan pertama di pemprov DKI Jakarta?”, suaminya menjawab “Papah tidak bangga, karena mama pas dipanggil masih Sarjana Hukum”. Hal tersebut melecut Mpok Sylvi menuntaskan gelar magisternya.

Selepas lulus magister, Mpok Sylvi disodorkan map oleh suami, isi mapnya sangat mengagetkan karena berisi formulir pendaftaran program Doktor Pendidikan di UNJ. Suaminya kemudian tidak berhenti memberikan tantangan yaitu usia 50 tahun harus menjadi Guru Besar. Tantangan dari suaminya kembali terjawab dengan tuntas, tepat usia 50 tahun Mpok Sylvi menjadi Guru Besar, bahkan diusia tersebut Mpok Sylvi juga terpilih menjadi Walikota Jakarta Pusat. Jabatan Walikota tersebut menorehkan catatan special, karena ia resmi menjadi Walikota Perempuan Pertama di Ibukota, bahkan catatan tersebut bertahan hingga sekarang.

Masa Menjadi Birokrat

Mpok Sylvi menjelaskan alasan dirinya menjadi ASN dan kemudian menjadi Birokrat di Pemprov DKI Jakarta, ingin bermanfaat buat orang lain, melalui ASN inilah ia meluruskan niat melayani rakyat. Mpok Sylvi memulai pengabdiannya sebagai ASN pada tahun 1985 dan berakhir pada tahun 2016. Pada tahun 2016 ia mengundurkan diri sebagai ASN, bertepatan dengan momen dirinya mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 berpasangan dengan calon Gubernur Agus Harimurti Yudhoyono. Kalau dihitung secara statistik ia menghabiskan waktu selama 31 tahun mengabdi sebagai ASN di DKI Jakarta.

Cita-cita awal adalah menjadi guru, dalam bayangannya ketika menjadi guru, maka jam kerjanya jelas dan teratur, masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 13.00 wib. Sehingga mempunyai banyak waktu untuk mengurusi keluarga dirumah. Namun realisasi dilapangan berbicara lain, ia memulai pengabdian sebagai staf penatar BP 7 DKI Jakarta, lalu dilanjutkan sebagai Staf di Biro Bina Mental. Salah satu catatan monumentalnya ketika menjadi birokrat adalah terpilih sebagai Walikota Jakarta Pusat setelah melalui proses penjaringan dan Fit and Proper Test. Mpok Sylvi adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Walikota di Ibukota, bahkan catatan tersebut berlanjut hingga kini.

Hal tersebut menjadi kegelisahan buat dirinya, bahkan dibeberapa kesempatan mendampingi beberapa Gubernur DKI, ia selalu menyampaikan harapan agar ada penerus dirinya sebagai Walikota di Ibukota. Ia ingin perempuan mendapat porsi yang setara dengan lelaki dalam medan birokrasi. Jabatan birokrat terus ia daki hingga menjadi Asisten Pemerintahan dan berakhir sebagai Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan. Kesimpulannya ia sudah melewati etape awal hingga etape akhir dari perjalanan birokrasi di Ibukota, status birokrasinya paripurna dari non eselon hingga menjadi pejabat eselon 1 di Ibukota.

Masa Kuliah di UNJ

Alasan kuliah di UNJ ada dua hal, selain dorongan dari suami, juga menyesuaikan ritme dengan pekerjaan. Ketika kuliah program doctoral ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Mpok Sylvi akhirnya memilih program studi Manajemen Pendidikan, karena ada dua hal yaitu kualitas pendidikan di UNJ yang bagus, dan lebih spesifik memilih program studi tersebut karena salah satu program studi paling terkenal di UNJ adalah Manajemen Pendidikan.

Mpok Sylvi menggaris-bawahi UNJ khususnya dosen UNJ terkenal dengan disiplin dan tepat waktu. Dua hal tersebut ia dapatkan salah satunya dari figure Prof. Dr. Conny Semiawan. Prof. Conny mengatakan bahwa ia mengenal Sylviana Murni bukan sebagai pejabat, tetapi sebagai mahasiwa. Sehingga dengan tegas  ia menyatakan bahwa mahasiswa dilarang terlambat dan harus disiplin. Selepas lulus, Mpok Sylvi kemudian ditarik Prof. Nana Sudjana untuk menjadi asisten dosennya.

Masa Menjadi Senator

Faktor pendorong mencari tantangan lain dalam berkarir adalah kata paripurna. Mpok Sylvi dari segi jabatan sudah mendapat eselon tertinggi sebagai ASN yaitu eselon 1 (satu), dari pendidikan sudah menutaskan program Doktoral dan bahkan menjadi Guru Besar, dan bahkan dari kepangkatan sebagai ASN ia sudah menutaskan golongan akhir, 4 E. Akhirnya, ia memutuskan hijrah. Ajakan rekannya menguatkan ia untuk berjuang melalui jalur perwakilan daerah sebagai legislative, akhirnya hal tersebut ia implementasikan dalam pencalonan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, mewakili Provinsi DKI Jakarta. Akhirnya Pemilu 2019 ia terpilih menjadi senator mewakili DKI Jakarta.

Perjuangan dan pengabdian melalui DPD sebagai legislator, panggilan familiarnya adalah senator menyiratkan satu hal yaitu pengabdian tanpa sekat, mewakili DKI tanpa memandang garis politik, garis agama, suku, budaya dan lain-lain. Terpenting niatnya adalah menuntaskan pengabdian kepada masyarakat.  Mpok Sylvi selalu menuliskan risalah kerjanya selama menjadi senator dalam buku laporan tahunan pribadi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  66  =  68