Channel9.id-Jakarta. Sekitar 740,000 pendemo turun ke jalan di Prancis pada hari Selasa lalu dengan sekitar 93,000 demonstran lainnya turun di jalanan ibu kota, menurut data dari Kementerian Dalam Negeri Prancis. Salah satu serikat dagang Prancis, General Confederation Labour (CGT), mengestimasi total warga yang datang ke Paris mencapai lima kali lipat, sekitar 450,000 orang.
Menurut pantauan dari tim media CNN Paris, pada hari Selasa lalu para pengunjuk rasa melemparkan batu dan barang-barang lainnya ke polisi sementara yang lainnya menyalakan petasan dan membakar sampah di tengah jalan, menyebabkan adanya api besar di kota Paris. Dalam upaya membubarkan massa, polisi menembakkan gas air mata dan berusaha memukul mundur dengan menggunakan rompi anti-unjuk rasa.
Sebuah video yang beredar di sosial media menunjukkan pengunjuk rasa yang melemparkan bom asap di luar pintu masuk Bandara Biarritz dan boarding area terminal bandara. Tak lama kemudian sirene dibunyikan yang memerintahkan para calon penumpang pesawat untuk segera mengevakuasi diri. Di daerah utara Prancis, terlihat para pengunjuk rasa yang berdemonstrasi di rel kereta Gare de Lyon.
Karena unjuk rasa ini, Istana Buckingham Inggris pada Jumat lalu mengkonfirmasi kunjungan Raja Charles III akan ditunda untuk sementara waktu ini sampai waktu yang belum dapat ditentukan.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis, menyatakan bahwa sejauh ini belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang terimbas kerusuhan dalam demonstrasi menentang reformasi pensiun di negara itu.
“Pada Kamis, 23 Maret 2023, petang hingga malam waktu setempat, terjadi kerusuhan saat demonstrasi di Prancis terkait kebijakan reformasi pensiun. KBRI Paris terus memantau situasi dan menjalin komunikasi dengan masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, tidak ada WNI yang terdampak langsung dari aksi demonstrasi tersebut,” demikian seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Paris, Jumat (24/3/2023).
Baca juga: Prancis Larang Penggunaan TikTok Hingga Netflix
Demonstrasi ini sendiri dipicu oleh rencana pemerintahan Presiden Emmanuel Macron yang menaikkan usia pensiun dari 62 ke 64. Sebelumnya beberapa laporan juga menyebutkan ada sekitar 1 juta lebih demonstran yang turun ke jalan di penjuru negeri Prancis.
“Dengan memprotes, kami akan dapat membuat suara kami didengar karena semua cara lain… tidak memungkinkan bagi kami untuk mencabut reformasi pensiun,” kata seorang demonstran seperti dilansir BBC.
Polisi Prancis telah menangkap 80 orang atas unjuk rasa ini.
Walaupun begitu, Prancis masih membuka akses untuk para turis yang ingin datang ke negaranya, ungkap juru bicara pemerintahan Prancis Olivier Veran kepada CNN.
“Saya tak ingin orang-orang merasa bahwa Prancis tak dapat menyambut baik para turisnya. Orang-orang dari sini dan luar negeri tak perlu khawatir walaupun ada demonstrasi yang sedang terjadi di sini. Semuanya masih seperti biasanya,” ujar Veran.
(RAG)