Channel9.id-Belarus. Presiden Belarus Alexander Lukashenko menuduh negara-negara Barat, karena sudah mencoba taktik pengalihan isu dengan memanfaatkan kejadian pesawat Ryanair. Ia mengatakan kalau Tindakan itu memicu perang hibrida terhadapnya dan juga mengatakan kalau media sudah berbohong.
Pada pernyataannya, presiden Lukashenko mengatakan kalau dia sudah bertindak secara legal dan mengikuti aturan internasional, namun ada “pihak-pihak yang tidak suka dengannya” yang memelintir berita soal pesawat Ryanair.
“Seperti yang sudah kita duga, negara-negara dan juga rakyat kami sendiri yang tidak senang dengan Belarus akan melakukan tindakan seperti ini,” ucap Lukashenko pada pidatonya di gedung parlemen.
“Mereka sudah berlebihan dan sungguh tidak bermoral,” tambahnya.
Baca juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Untuk Belarus
Pada hari Selasa, banyak penerbangan yang menghindari wilayah udara Belarus dan ada kemungkinan kalau pesawat-pesawat Belarus akan dilarang di negara-negara Eropa karena kasus penangkapan Protasevich tersebut.
Menurut media Rusia TASS, Lukashenko mengatakan kalau Protasevich sedang merencanakan pemberontakan berdarah di Belarus.
Respon negara-negara barat terhadap kejadian pendaratan paksa pesawat Ryanair adalah bagian dari perang hibrida melawan Belarus dan ia akan merespon segala bentuk sanksi atau provokasi dengan keras, lapor media berita Belta yang mengutip presiden Lukashenko.
Musim panas lalu terjadi unjuk rasa besar-besaran setelah Presiden Alexander Lukashenko mengumumkan kemenangannya pada pemilu lalu. Lawannya mengatakan kalau ada kecurangan dibalik kemenangan Lukashenko.
Pemimpin oposisi pemerintah yang sedang diasingkna, Sviatlana Tsikhanouskaya pada hari Rabu mengatakan kalau pihak oposisi sedang mempersiapkan unjuk rasa baru di Belarus
Sebelumnya pada hari Minggu, pusat kendali udara Belarus memerintahkan pesawat Ryanair yang terbang dari Athena ke Vilnius untuk mendarat ke Minsk dikarenakan ada kabar bom di pesawat tersebut. Belarus sampai mengerahkan jet tempur untuk menjemput pesawat Ryanair.
Kabar mengenai bom tersebut ternyata tidak benar dan Roman Protasevich ditangkap oleh kepolisian Belarus. Kekasih Protasevich, yang saat itu menemaninya, juga ikut ditangkap.
(RAG)