Nasional

Prof Wiku Jelaskan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi

Channel9.id-Jakarta. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap vaksin Covid-19. Pemerintah pun cepat merespon jika terdapat Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang dilaporkan masyarakat.

Wiku menyebut, vaksin Covid-19 adalah vaksin baru, untuk itu monitoring ini menjadi hal yang bermanfaat dalam suksesnya program vaksinasi kedepannya. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Sulawesi Utara, yang telah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan dan sudah ditangani dengan baik.

“Masyarakat yang mengalami KIPI sudah memperoleh penanganan. Temuan KIPI ini masuk dalam kategori ringan, sehingga Komnas KIPI telah mengeluarkan surat rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Tim Komisariat Daerah KIPI, untuk melanjutkan program vaksinasi Covid-19,” ujarnya dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (01/04).

Baca juga: Vaksin Covid-19 Tidak Menimbulkan KIPI yang Serius 

Selain itu, agar masyarakat mendapat pemahaman yang lebih mendalam tentang hal ini, Satgas Penanganan Covid-19 kembali mengedukasi tentang penjelasan reaksi simpang atau efek samping vaksin dan KIPI. Terdapat  dua indikator besar yang menentukan efektivitas vaksin dalam menimbulkan kekebalan pada seseorang, yakni dari kualitas vaksin dan prosedur vaksinasi yang baik.

Sementara itu, lanjut Wiku, dalam prosedur pemberian vaksin, penerima vaksin berhak mendapatkan pelayanan. Diantaranya pertama, skrining mandiri yang meliputi riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan dan konsumsi obat.

“Kedua, pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah. Ketiga, komunikasi terkait keamanan vaksin, untuk meningkatkan rasa aman pasien. Dan keempat, penyediaan fasilitas dan pelayanan yang memberikan kenyamanan pada pasien misalnya bilik khusus penerima vaksin yang berhijab, maupun posisi penyuntikan yang nyaman,” jelasya.

Wiku menyebut, tak kalah penting ialah tahapan pra vaksinasi yang bertujuan memastikan prosedur medis dapat mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

“Apabila ada yang tidak memenuhi syarat, agar tidak divaksin. Dan kepada masyarakat peserta vaksinasi, harus benar-benar memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin,” bebernya.

Selanjutnya, sambung Wiku, setelah vaksinasi dilakukan, ada 2 peluang kemunculan kejadian yang tidak diharapkan. Yaitu KIPI maupun reaksi simpang atau efek samping. Adanya KIPI paska vaksinasi, adalah tidak diharapkan. Namun KIPI tidak berkaitan langsung secara sebab akibat dengan vaksin.

Wiku menuturkan, secara umum kemunculan efek samping suatu produk farmasi lebih sedikit dibandingkan dengan kejadian ikutannya.

Sejauh ini terkait temuan KIPI di lapangan, umumnya berupa rasa nyeri, timbul kemerahan maupun pembengkakan di area lokal penyuntikan. Pada sisi lain, efek secara sistemik yang muncul ditemukan adalah keletihan, sakit kepala, rasa nyeri otot atau sendi dan demam.

“Namun kembali saya ingatkan, walaupun kejadian-kejadian tersebut terbilang umum di temukan, apabila dirasakan dalam waktu yang cukup lama, atau lebih dari satu bulan, atau mengakibatkan efek yang berat pada tubuh, maka masyarakat diharapkan secara proaktif melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan segera,” pungkas Wiku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  34  =  42