Ekbis

RI Kuasai Freeport, Dahlan Iskan Puji Menteri Jonan dan CEO Inalum

Tak lupa, Dahlan mengucapkan selamat pada MacMoran Amerika yang sudah 50 tahun menguasai Papua, yang pernah keuangannya mengalami kendala hingga minta bantuan Rio Tinto Australia. Di mana akhirnya perjanjian antara dua perusahaan global itu bisa menimbulkan celah untuk dimasuki Indonesia.

Dahlan mengatakan bahwa celah yang ada itu tidak ada yang bisa melihatnya, termasuk dirinya. Hanya Menteri Jonan yang berhasil mengintip celah itu.

Tidak ada yang bisa melihatnya. Selama ini. Tidak juga saya. Hanya orang seperti Jonan yang berhasil mengintipnya. Yang justru menteri ESDM yang tidak ahli tambang itu,” katanya.

Dahlan melanjutkan, lewat celah itulah negosiasi bisa mendapat jalannya. Lalu juga berkat didukung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani lewat celah perpajakan dan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya lewat kerusakan alam.

Menurut Dahlan, sudah sejak lama Indonesia ingin menguasai Freeport. Namun selalu saja tersandung batu berupa perjanjian yang tidak bisa dilanggar begitu saja.

Melihat Freeport yang kini berhasil dikuasai Indonesia, membuat Dahlan Iskan mengapresiasi Menteri Jonan dan CEO Inalum, Budi Sadikin.

Kalau pun selama ini salah: itu karena tidak ada yang bermata sejeli Jonan. Dalam melihat celah tersembunyi itu.Mungkin saja pandangan mata itu seperti hati. Bisa memandang jauh. Kalau kondisinya bersih. Bersih mata. Bersih hati. Bersih kepentingan.

Dalam proses Freeport ini memang luar biasa. Menteri ESDM-nya, Jonan, bukan ahli tambang. Ia justru orang keuangan. CEO Inalum-nya, yang cari uang, dari teknik. Ia lulusan ITB. Budi Sadikin,” tulisnya.

Di akhir tulisannya, Dahlan mengakui bahwa masih ada satu kekhawatirannya di Freeport, di bidang partisipasi lokal. Namun Dahlan percaya bahwa Jonan-Budi bisa mengatasinya dengan skema yang berjenjang.

Sebenarnya, di Freeport itu, masih ada satu kekhawatiran saya. Di bidang partisipasi lokal. Yang 10 persen. Yang kelihatannya kecil. Tapi justru bahaya. Misalnya. Begitu yang kecil itu memihak ke sana selesailah. Sananya jadi mayoritas. Tapi Jonan-Budi adalah orang pintar. Mengatasinya dengan skema yang berjenjang. Tentu masih akan ada kritik. Tapi saya tidak melihat yang lebih baik dari yang telah dilakukan ini,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

26  +    =  33