Rusia Kerahkan Sistem Rudal Jarak Menengah Jika NATO Tak Mau Negosiasi
Internasional

Rusia Kerahkan Rudal Jarak Menengah Jika NATO Tak Mau Negosiasi

Channel9.id-Rusia. Rusia menyatakan kalau mereka bisa saja terpaksa untuk menempatkan rudal nuklir jarak mediumnya di Eropa setelah mengetahui NATO juga berencana akan melakukan hal tersebut, Selasa (14/12/2021).

Peringatan dari Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov meningkatkan resiko meningkatnya ketegangan di benua biru itu. Tensi di daerah Timur dan Barat Eropa juga sedang dalam situasi terburuknya sejak terjadinya Perang Dingin tiga dekade lalu.

Baca juga: Putin: Rusia Juaranya Senjata Rudal Hipersonik

Ryabkov menyebutkan kalau Rusia terpaksa untuk bertindak jika aliansi negara Barat menolak untuk bergabung dalam moratorium kekuatan nuklir jarak menengah (INF) di Eropa – yang merupakan bagian dari negosiasinya jika ingin meredakan situasi di Ukraina.

“Kurangnya perkembangan dalam mencapai solusi politik dan diplomatik akan membuat Rusia merespon dengan jalur militer, dengan teknologi militer,” tutur Ryabkov kepada kantor berita RIA.

Senjata nuklir jarak medium – yang mempunyai jarak dari 500 sampai 5,500 km – sempat dilarang dipakai di Eropa dalam sebuah kesepakatan tahun 1987 antara pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dengan Presiden AS Ronald Reagan. Kesepakatan itu dianggap meredakan ketegangan Perang Dingin secara signifikan. Pada tahun 1991, kedua kubu sampai memusnahkan sekitar 2,700 senjata itu.

Namun di tahun 2019, AS keluar dari kesepakatan tersebut setelah bertahun-tahun memprotes pelanggaran yang dilakukan Rusia atas perkembangan senjata rudal jelajah yang diluncurkan dari darat yang mereka namakan Screwdriver.

“Jika dugaan NATO benar bahwa Rusia sudah mengerahkan sistem senjata itu ke daerah Eropa, di Pegunungan Ural, maka ancaman Ryabkov itu tak berarti apa-apa,” menurut Gerhard Mangott, seoranga pakai kebijakan luar negeri dan pengendalian senjata Rusia dari Universitas Innsbruck di Austria.

Namun jika bantahan Rusia itu benar, maka peringatan Rusia itu adalah “sinyal terakhir kepada NATO untuk segera menerima tawaran diskusi dengan Rusia mengenai kesepakatan saling membekukan,” lanjutnya.

Ia menambahkan: “Jika NATO bersikeras dengan posisinya untuk tidak melakukan negosiasi, maka kita akan melihat Rusia mengerahkan rudal Screwdriver di daerah perbatasan paling baratnya,” tambahnya.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12  +    =  20