Channel9.id-Purwokerto. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengungkapkan alasan partainya bergabung dengan koalisi Pemerintahan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.
Teka-teki seputar bergabungnya Partai Gerindra di dalam koalisi Pemerintahan Presiden Joko Widodo-KH Ma’aruf Amin akhirnya diungkapkan Sekjen Partai Gerindra saat acara Rapat Koordinasi Daerah Partai Gerindra se-Jawa Tengah di Baturaden, Banyumas Sabtu malam (14/12/19).
Di hadapan anggota Pengurus Partai, Anggota DPRD II Partai Gerindra se-Jawa Tengah Ahmad Muzani menyampaikan betapa situasi politik berlangsung sangat dinamis. Ketika suasana tidak mengenakan bagi partai, tiba-tiba ada diplomasi nasi goreng yang membuat suasana kepartaian lebih cair.
Di Jawa Tengah hubungan Partai Gerindra dan Partai PDI Perjuangan lebih baik, mereka saling mengajak bertemu bersama, makan bersama, bahkan untuk Pilkada pun kita diajak bicara bersama. Suasana kondusif ini tetap harus dijaga, walaupun Sekjen Gerindra tetap mengingatkan para kader partai untuk terus berjuang karena nasib partai tetap di tangan perjuangan para kadernya, bukan ditentukan oleh partai lain.
Keinginan partainya untuk selalu bersama rakyat. “Segenggam kekuasaan lebih baik dari se-ember emas, ini petuah para orang tua kita. Maksudnya, dengan beberapa menteri bergabung di pemerintahan maka Gerindra ingin pembangunan oleh Pemerintah Joko Widodo memang untuk rakyat, kita ingin agar pembangunan tidak memisahkan pemerintahan dengan rakyat” katanya.
Dalam Rakorda yang dihadiri oleh Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Tengah, anggota DPR RI asal Banyumas Novita Wijayanti, dan Anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan Tegal Brebes, Muhammad Haekal, Ahmad Muzani yang juga Wakil Ketua MPR RI menegaskan perlunya perubahan pola perjuangan Partai Gerindra.
Jika sebelumnya menjadi oposisi tetap bersama rakyat, kini di pemerintahan pun partai berlambang Kepala burung Garuda ini tetap bersama rakyat. Lantas, perubahan apa yang dimaksudkan, Ahmad Muzani kemudian menjelaskan lebih gamblang lagi.
“Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf adalah bagian dari kita. Artinya apa, pola pikir kita dan pergerakan kita pada Pemilu 2019 sudah harus kita ubah pada masa mendatang. Memang ini tidak mudah karena Gerindra 10 tahun menjadi partai oposisi, sebelumnya kita bisa mengkritik apa saja. Sekarang tidak bisa lagi, kalau kita asal mengkritik kita akan dipertanyakan karena bagian koalisi. Makanya, kalau kita mengkritik harus proporsional bagian dari perbaikan. Walaupun dalam periode transisi ini, kadang-kadang masih ada saja anggota Gerindra yang kelepasan. Pola ini kami kerjakan di pusat di DPR RI, kami kerjakan di fraksi DPR RI, urusan komisi DPR boleh urusan komisi, tetapi urusan politik domain fraksi,” ujar Muzani.
Ahmad Muzani menyampaikan bahwa mengkritik maupun memberi masukan boleh bagi anggota Partai Gerindra selama menjadi penguatan dan membuat pemerintahan lebih efektif. “Tetapi mengkritik yang hanya untuk mencari kesalahan tidak boleh lagi karena kita bagian dari Pemerintahan,” tegasnya.
“Lantas apa yang akan kita kerjakan? Muzani menyampaikan segenggam kekuasaan ada Menteri Pertahanan, ada Menteri Kelautan dan Perikanan, tetapi kami ingin kekuasaan walau hanya segenggam itu efektif untuk bangsa dan negara. Karena kita bagian dari koalisi kami pun ingin memulai perbaikan-perbaikan kepada rakyat itu jelas dan nyata.
Mengapa kita ikut koalisi, karena kita ingin koalisi ini menjadi bagian untuk memperkuat posisi rakyat. karena pembangunan oleh pemerintah tidak boleh menjauhkan dari rakyat, apalagi menafikan rakyat. Pembangunan yang berlangsung sekarang harus mendekatkan pemerintah dengan rakyat dan menyatukan rakyat dengan pemerintahnya. Kita menjadi bagian dari koalisi agar rakyat menjadi sasaran dari pembangunan pemerintahan, katanya.