Channel9.id-Swiss. Warga Swiss akan bisa mengubah gender secara legal dengan cara datang ke kantor catatan sipil mulai dari tanggal 1 Januari, Senin (27/12/2021). Keputusan ini membuat Swiss menjadi negara terdepan dalam gerakan pengakuan identitas gender di Eropa.
Swiss mengikuti Irlandia, Belgia, Portugal dan Norwegia sebagai sebagian kecil negara Eropa yang mengizinkan rakyatnya untuk merubah gender secara legal tanpa harus melakukan terapi hormon, diagnosa medis atau evaluasi mendalam dan langkah-langkah birokrat lainnya.
Baca juga: Ekspor Indonesia Melonjak Tajam di Masa Pandemi
Dibawah kebijakan baru tersebut yang ditulis ke dalam hukum perdata Swiss, siapapun yang diatas 16 tahun keatas dapat mengganti gender dan nama legal atas keinginan sendiri di kantor catatan sipil. Namun, mereka yang dibawah 16 tahun atau masih dibawah pengawasan wali yang sah masih harus meminta persetujuan dari wali terlebih dahulu.
Ini merupakan sebuah langkah perubahan dari rangkaian hukum regional di Swiss, yang masih sering membutuhkan sertifikat dari dokter untuk mengkonfirmasi individu yang ingin merubah gender.
Swiss, yang dikenal konservatif secara sosial, pada bulan September lalu melegalisasi pernikahan sipil dan hak pasangan gay untuk mengadopsi anak.
Dengan kebijakan perubahan gender yang baru ini, Swiss bergabung dengan dua puluh negara di seluruh dunia yang ingin memisahkan pemilihan gender seseorang dari prosedur medis.
Disaat beberapa negara Eropa seperti Denmark, Yunani dan Prancis telah mencabut persyaratan medis, kebijakan mereka masih harus membutuhkan langkah-langkah lebih lanjut atau dalam kondisi tertentu.
Spanyol pada bulan Juni meloloskan RUU yang mengizinkan warganya yang diatas 14 tahun untuk merubah gender secara legal tanpa diagnosa medis atau terapi hormon. Sedangkan Jerman merupakan negara Eropa pertama yang memperkenalkan gender ketiga pada bulan 2018.
(RAG)
