Channel9.id – Jakarta. Kriminolog dari Universitas Padjajaran, Bandung Yesmil Anwar meminta penegak hukum semakin memperketat pengawasan di jalur laut terkait penyelundupan narkoba jaringan internasional. Menurutnya, jaringan narkoba internasional kerap memakai modus baru untuk mengelabui petugas. Pun bandar narkoba mencari lokasi baru yang minim pengawasan.
“Ini menjadi tantangan signifikan bagi penegak hukum kita bahwa pedagang narkotika bisa melakukan apa saja dan menggunakan cara apa saja,” kata dia.
Hal itu disampaikan Yesmil untuk menanggapi keberhasilan Polri mengungkap penyelundupan narkoba jenis sabu 1,196 ton di perairan Pangandaran, Jawa Barat. Diketahui, para pelaku melakukan pengiriman narkotika dengan modus ship to ship (kapal ke kapal) di tengah laut.
Yesmil pun menegaskan bahwa bandar narkoba jaringan internasional juga sering melibatkan warga lokal. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan internasional memiliki persiapan dan pelaksanaan yang detail.
Warga lokal dilibatkan sebab mereka lebih mengetahui soal jalur-jalur tikus. Sehingga, distribusi narkoba akan lebih mudah.
“Pangandaran menjadi lokasi penyelundupan salah satu alasannya karena banyak jalur yang bisa di akses menuju daerah lain,” ujarnya.
“Pantai Madasari ini kan bagian dari wisata besar. Kita dari Sukabumi, Banten bisa menyusuri pantai sampai ke Pangandaran. Kalo naik bisa ke ke Garut dan Subang. Banyak jalannya. Jadi jika di selundukan bisa lebih mudah dibagikan. Dan jalur-jalur ini yang tahu kan warga lokal,” lanjut Yesmil.
Sebelumnya, Penyelundupan sabu seberat 1,196 ton di Pantai Madasari Desa Masawah, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat berhasil diungkap oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar pada Rabu 16 Maret 2022
Satu ton sabu-sabu tersebut dikirim dari Iran menggunakan kapal laut melalui jalur perairan Pangandaran, Jawa Barat.
Setiba di Pangandaran, sabu tersebut dipindahkan ke kapal nelayan. Jika dirupiahkan, sabu yang diamankan tersebut mencapai lebih dari Rp 1,43 triliun.
Apabila diasumsikan satu gram sabu dikonsumsi lima orang, pengungkapan kasus tersebut telah menyelamatkan lebih dari 5.950.000 orang dari bahaya penyalahgunaan narkotika.
HY