Buku Kumpulan Puisi "Ngapak Kepenak Nemen" Terbit di Brebes
Hot Topic Lifestyle & Sport

Buku Kumpulan Puisi “Ngapak Kepenak Nemen” Terbit di Brebes

Channel9.id – Brebes. Buku karya Dr Uswadin MPd, ini unik karena hadir dalam lima bahasa. Bahasa Brebes Tegalan, Sunda, Inggris, Arab dan tentu Bahasa Indonesia.

Menurut penulisnya Uswadin, buku ini kumpulan kehidupan dan mendokumentasikan transformasi Brebes sebagai daerah pertanian menjadi daerah industri.

Hadir dalam peluncuran yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Brebes, Bupati Idza Priyanti, Deputi Komunikasi Kantor Staf Presiden, Juri Ardiantoro, PhD.

Baca juga: Puisi 17 NKN dalam 5 Bahasa untuk Pendidikan Karakter

Juri Ardiantoro, tokoh nasional asli Brebes salut dan hormat kepada seniornya semasa kuliah di Universitas Negeri Jakarta, Dr Uswadin di tengah kesibukan sebagai pengajar di Ibu Kota masih bisa berkarya seputar tanah kelahirannya.

Juri mengapresiasi buku Dr Uswadin karena data badan Pendidikan dan Kebudayaan Dunia yang menyebut dalam satu minggu di dunia ini, satu bahasa Ibu punah.

“Kita tidak ingin bahasa Brebes yang berisi kearifan lokal, dan rasa kasih sayang ini punah,” ujarnya.

Juri menyebut potensi kepunahan bahasa-bahasa lokal itu ada, walaupun bahasa Brebes-Tegal yang dan bahasa ngapak digunakan penduduk Karisidenan Pekalongan dan Banyumas.

“Ada paradok dalam kehidupan kita. Kita sering menggemborkan penggunaan bahasa lokal, tetapi komunikasi dengan anak-anak kita dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tetap jadi bahasa persatuan dan kita semua pasti bisa, tetapi bahasa lokal kita juga tidak boleh kita lupakan,” ujarnya.

Juri pun mengusulkan ada kurikulum muatan lokal yaitu bahasa Brebes di sekolahan. Tetapi, ini kewenangan Ibu Bupati, kata Juri.

Bupati Idza Priyanti dalam kata sambutannya, mengapresiasi penerbitan buku ini, sehingga memberi kehormatan Pendopo Kabupaten Brebes menjadi tempat peluncuran.

Hadir sebagai pembicara dalam bedah buku usai peluncuran, Maestro Budaya Tegal-Brebes Atmo Tan Sidik, Rektor Universitas Bhamada Slawi Dr. Maufur, dan moderator Dr Dina Peneliti Bahasa Ngapak dari Universitas Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

31  +    =  34