Hukum

Jejak Berdarah KKB Egianus Kogoya di Tanah Papua

Channel9.id – Jakarta. Teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya tak hanya menebar ketakutan bagi masyarakat di Papua, namun tindakan kriminal kelompok mereka telah meningglkan jejak-jejak berdarah di tanah Papua.

Terakhir teror yang dilakukan KKB Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air, dan mereka mengklaim telah menyandera sang pilot berkebangsaan Selandia Baru Philip Merthens.

Kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya terus menebar teror di Tanah Papua. Berdasarkan catatan yang dihimpun dari berbagai sumber, sudah 33 warga sipil tewas dan 11 prajurit TNI-Polri gugur akibat kejahatan KKB Egianus Kogoya.

Baca juga: Penyerang Warga Sipil di Nduga Diduga Kelompok Egianus Kogoya

Baca juga: 10 Orang Tewas Dibantai KKB di Papua, Komnas HAM: Sangat Kejam, Kejahatan Luar Biasa

Baca juga: Jejak Aksi Berdarah KKB di Tanah Papua (2)

Kejahatan kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya sepanjang 2018-2023 tercatat, mereka telah membunuh 33 orang warga sipil, 4 prajurit TNI, dan 3 anggota Polri.

Selanjutnya mereka juga melakukan teror terhadap pesawat perintis. Setidaknya mereka telah 4 kali mlakukan teror terhadap pesawat perintis, bahkan sudah 3 kali mereka menembaki helikopter milik TNI.

Selain itu kelompok Egianus Kogoya juga pernah menyandera 15 orang tenaga guru di Mapenduma. Mereka tak segan-segan melakukan perkosaan, seorang tenaga kesehatan menjadi korban perkosaan KKB Egianus Kogoya.

Terakhir KKB Egianus Kogoya mengintimidasi 15 pekerja pembangunan Puskesmas Paro dan membakar 1 pesawat milik maskapai Susi Air yang saat ini kondisi pilotnya belum diketahui.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan bahwa sejak 2018-2023 Egianus Kogoya bersama anak buahnya kerap melakukan kejahatan khususnya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Menurut dia, kelompok Egianus Kogoya merupakan kelompok kriminal yang paling eksis dan paling ganas menebar teror.

“Dari data kami dia (Egianus Kogoya) sebagai KKB yang sangat eksis dan aktif membahayakan keselamatan warga masyarakat,” ungkap Benny saat dikonfirmasi detikcom, Kamis 9 Februari 2023.

Pihak kepolisian berjanji akan terus berupaya mengejar dan menangkap Egianus Kogoya beserta antek-anteknya. Sebab, selain meneror warga, kelompok ini juga mengganggu jalannya pemerintahan dan pembangunan, khususnya di Nduga.

“Egianus Kogoya segeralah menyerahkan diri. Cepat atau lambat kami pasti akan menangkapnya. Marilah mendukung pemerintah agar masyarakat di Nduga bisa menikmati pembangunan,” pungkasnya.

Di pihak lain, Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengatakan upaya pengejaran dan penangkapan terhadap KKB hingga kini masih terus dilakukan Polda Papua melalui Satgas Damai Cartenz. Direktur Kriminal Umum Polda Papua itu menegaskan tahun 2023 dinyatakan sebagai tahun penegakan hukum di samping cara halus yang masih dilakukan.

“Para pelaku kejahatan terhadap warga sipil ini juga menjadi buruan TNI karena dianggap telah merongrong kedaulatan negara. Hanya dari semua kelompok yang tersebar di beberapa kabupaten dikatakan kelompok yang terbilang cukup solid adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya,” tegasnya.

Faizal Ramadhani mengungkap kelompok Egianus Kogoya selain dikenal kejam ternyata memiliki persenjataan berat hasil rampasan. Bahkan mereka dianggap KKB yang cukup kuat.

“Dari semuanya kelompok yang ada, kelompok Nduga pimpinan Egianus yang terbilang masih kuat,” kata Faizal Ramadhani.

Ini jejak kejahatan KKB Egianus Kogoya di tanah Papua:

– 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam ditembak di Lapangan Terbang Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga. Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara kopilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.

– 25 Juni 2018, pesawat Twin Otter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak. Akibatnya, pilot pesawat Kapt Ahmad Kamil terkena luka tembak di punggung.

Pada hari yang sama, kelompok KKB Egianus Kogoya kembali menyerang masyarakat sipil di Kota Kenyam. Akibatnya tiga orang tewas dalam peristiwa itu, yakni Hendrik Sattu Kolab (38) dan istrinya, Martha Palin (28) serta teman mereka, Zainal Abidin (20). Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun bernama Arjuna Kola mengalami luka parah di wajah akibat dibacok dengan parang.

– 3-17 Oktober 2018, sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma. Salah satu di antaranya seorang tenaga kesehatan diperkosa.

– 1-2 Desember 2018, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk melakukan pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi disandera oleh kelompok ini. Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu dikumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi. Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang meninggal dunia.

– 3 Desember 2018, kelompok KKB Egianus Kogoya mengejar karyawan yang melarikan diri menuju Distrik Mbua. Kemudian ketika mereka berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melakukan penyerangan. Akibatnya, 1 anggota TNI, Serda Handoko gugur dan 1 anggota lainnya luka-luka.

– 4 Desember 2018, Egianus Kogoya menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kali dari Distrik Mbua. Belum ada kabar dari para karyawan PT Istaka Karya yang belum bisa dievakuasi dari Puncak Kabo. Sementara aparat penegak hukum dari TNI dan Polri saat itu, mendapat perlawanan dari KKB.

Di hari yang sama, helikopter yang digunakan TNI ditembaki dan mengakibatkan 1 prajurit terkena tembakan saat baku kontak di Puncak Kabo.

– 5 Desember 2018, satu anggota Brimob atas nama Bharatu Wahyu dan baling-baling helikopter terkena tembakan di Puncak Kabo.

– 7 Maret 2019, kelompok ini kembali menyerang Distrik Mugi. Tiga anggota TNI gugur, yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu.

– 20 Maret 2019, tiga anggota Brimob ditembak dan salah satunya gugur, yakni Bharada Aldi. Korban mengalami luka tembak pada bahu kiri dan kanan. Sedangkan korban luka-luka adalah Ipda Arif Rahman, mengalami luka tembak pada bahu kiri tembus punggung dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan, terkena tembakan di dada kanan bawah ketiak sebanyak 2 kali.

– 23 September 2019, Egianus Kogoya memimpin pasukannya mengadang rombongan TNI di Danau Haberna pada 23 Agustus 2019 lalu. Dalam peristiwa itu, dua prajurit TNI gugur.

– 26 Maret 2022, kontak senjata antara KKB pimpinan Egianus Kogoya dengan personel Marinir di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Akibat kejadian tersebut, dua personel marinir gugur, satu kritis, dan tujuh luka-luka. Para korban tewas dan luka dikarenakan pos yang mereka tempati ditembak menggunakan pelontar granat.

– 7 Juni 2022, pesawat milik Sam Air yang mendarat di Bandar Udara Kenyam, Kabupaten Nduga ditembak oleh kelompok Egianus Kogoya. Akibatnya, tangki dan ban depan pesawat rusak.

– 16 Juli 2022, kelompok Egianus Kogoya membantai 12 masyarakat di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Akibat kejadian tersebut, 10 korban tewas dan dua lainnya terluka. Salah satu korban tewas merupakan pendeta setempat.

– 4 Februari 2023, pengancaman dan intimidasi terhadap 15 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Paro. Beruntung kemudian mereka berhasil dievakuasi dan selamat.

– 7 Februari 2023, pembakaran terhadap pesawat Pilatus PK-BPY milik Maskapai Susi Air. Sampai saat ini pilotnya Phfilips Marthen asal Selandia Baru belum diketahui kondisinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  71  =  75