Channel9.id-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong peningkatan kerjasama antara ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk meraih lebih banyak kemajuan. Selain itu, tiga hal disampaikan Kepala Negara agar negara-negara di Kawasan dapat segera keluar dari dampak pandemi dan memulihkan ekonomi negara.
“Tiga hal yang dapat kita lakukan agar segera bisa keluar dari pandemi dan memulihkan ekonomi. Pertama, transformasi kerja sama ekonomi berbasis digital,” ujar Jokowi pada KTT ke-23 ASEAN-RRT secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11).
Menurutnya, transformasi ekonomi dari cara-cara konvensional menuju ekonomi berbasis digital merupakan hal krusial yang saat ini harus dilakukan. Pandemi yang melanda setidaknya di 215 negara dunia memang berdampak besar. Namun, di tengah kondisi tersebut terdapat peluang bagi lompatan kemajuan, utamanya dalam hal pengembangan ekonomi berbasis digital.
Baca juga: Jokowi Hadiri KTT Asean ke-37 Secara Virtual
Jokowi meyakini, ASEAN mampu melakukan transformasi ekonomi tersebut melalui kerja sama digital dengan mitranya.
“Tahun 2020 adalah tahun kerja sama ekonomi digital ASEAN-RRT. Sebagai pemimpin global ekonomi digital dan rumah bagi sepertiga unicorn dunia, antara lain Baidu, Alibaba, dan Tencent, RRT adalah mitra strategis bagi ASEAN,” katanya.
ASEAN dan RRT, masih kata Jokowi, juga harus segera mereaktivasi kerja sama ekonomi antara lain melalui harmonisasi kebijakan, dan memastikan rantai pasok global dengan menghapus hambatan perdagangan.
Selanjutnya Jokowi juga menyoroti pemenuhan ketersediaan vaksin dan obat-obatan di Kawasan. Ia menegaskan bahwa kesehatan merupakan aspek penting untuk menggerakkan perekonomian.
“Saya mengapresiasi komitmen RRT untuk berpartisipasi dalam COVAX dan menjadikan vaksin sebagai barang publik global. Kita harus bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dan vaksin Covid-19 di Kawasan,” tuturnya.
Lebih jauh, Jokowi juga menilai stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik belakangan ini diwarnai dengan ketidakpastian, termasuk menajamnya rivalitas dan ketegangan di Laut China Selatan.
“Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” tandasnya.