Channel9.id – Jakarta, Longsor bawah laut di sebelah barat daya tubuh Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektar akibat erupsi Gunung Anak Krakatau diduga memicu gelombang tsunami yang menerjang pantai-pantai kawasan Anyer, Banten, hingga pesisir Lampung Selatan.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Infra struktur Kementerian Koodinator bidang Maritim, Ridwan Djamaluddin, di Jakarta (24/12). “Kami bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) untuk mendapatkan citra satelit resolusi tinggi dan dalam dua tiga hari citra satelit itu sudah kami dapatkan,” katanya.
Untuk memastikan dugaan, longsoran yang disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau tersebut Kemenko Maritim akan mengkoordinasikan survey laut dengan mengirim kapal ke lokasi gunung Anak Krakatau. ”Nanti akan mengerahkan kapal survey ke lokasi jika situasi sudah dinyatakan aman oleh BMKG,” katanya.
Ridwan menjelaskan bahwa tsunami yang terjadi di Selat Sunda, termasuk tsunami yang tidak biasa yang disebabkan oleh terjadinya gempa bumi. Sehingga, perlu penelitian dari pakar-pakar ahli kegempaan dan ahli geologi dan kegunungapiaan.
Tsunami yang terjadi pada Sabtu malam pukul 21.27 WIB (22/12) yang melanda kawasan wisata, Anyer dan Tanjung Lesung Banten di kawasan pesisir sepanjang lebih 60 km telah menimbulkan korban lebih dari 230 jiwa dan ratusan lainnya dilaporkan hilang.
Sedangkan di kawasan pesisir Lampung, desa-desa di pinggir pantai di dua kecamatan di Rajabasa dan Kalianda rusak parah.
Banyaknya korban di kawasan wisata Pantai Anyer dan Tanjung Lesung, karena kejadian tsunami bertepatan dengan musim libur panjang menjelang Natal dan tahun baru.