Channel9.id-Jakarta. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, dibutuhkan percepatan dan keserempakan program vaksinasi agar terbangun kekebalan kelompok atau herd immunity.
Hal itu disampaikannya dalam Rapat Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, Seni, 25 Januari 2021.
“Perlu ada kecepatan. Itu kuncinya kenapa perlu cepat dilakukan vaksinasi kepada ⅔ populasi agar memiliki antibodi. Ini memerlukan keserempakan pusat dan daerah baik tingkat I maupun tingkat II bahkan sampai ke desa-desa. Ini perlu dilakukan mobilisasi,” katanya.
Baca juga: Satgas Tegaskan Tujuan Program Vaksinasi Tercapainya Herd Immunity
Tito menyebut, mobilisasi juga terkait dengan kesiapan pemda dalam melakukan program vaksinasi, termasuk penyiapan infrastruktur yang memadai dan perlu disiapkan sebaik mungkin.
“Peran dari pemerintah daerah adalah mempersiapkan infrastruktur yang ada di daerah masing-masing. Dimobilisasi, infrastruktur mulai fasilitas kesehatannya, pengadaan vaksinatornya, kemampuan mereka untuk melakukan vaksin,” ujarnya.
Tak hanya itu, Tito juga meminta Pemda untuk melakukan monitoring adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Kemudian melakukan monitoring untuk menjaga jangan sampai terjadi KIPI, atau bisa memitigasi KIPI kejadian ikutan pasca injeksi (vaksinasi) tersebut,” imbuhnya.
Tito meyakini, vaksin merupakan langkah terakhir yang dapat dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Vaksin Sinovac diharapkan dapat membangun herd immunity atau kekebalan kelompok yang efektif untuk melawan Covid-19.
“Selain bisa melindungi perorangan, tujuan utama dari vaksinasi ini adalah untuk membangun kekebalan kelompok atau herd immunity, yang bisa efektif untuk memutus rantai penularan, jika minimal 2/3 populasi itu memiliki antibodi untuk melawan Covid-19 pada waktu yang sama. Pada waktu yang sama itu problemnya,” jelasnya.
“Kalau Singapura negara kecil, sebentar saja mereka bisa melakukan itu, sehingga bisa mencapai herd immunity secara efektif. Tetapi negara sebesar Indonesia dengan bentangan luas wilayah dan jalur ketersebarannya, ini tidak gampang. Nah untuk itu, untuk bisa mewujudkan bahwa dua pertiga populasi bisa memperoleh ke antibodi pada waktu yang sama ini jelas memerlukan percepatan,” pungkas Tito.