Channel9.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui operasi pasar yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) belum berjalan maksimal. Sebab, dari target operasi pasar sebanyak 15.000 ton per hari, Bulog hanya mampu melakukan sekitar dua sampai tiga ribu ton saja per hari.
Menurutnya, penyebab dibalik rendahnya operasi pasar yang dilakukan Bulog lantaran daya serap ditingkat pedagang masih minim. Sehingga, sulit untuk merealisasikan 15 ribu ton per hari.
Adapun operasi pasar yang dilakukan ini bertujuan untuk antisipasi agar tidak terjadi lonjakan harga beras ditingkat pedagang.
“Memang agak rendah karena ya itu tadi. Satu, masyarakat punya preferensi, maunya merek ini, merek itu. (Padahal) Bulog tuh punya merek loh, mereknya Beras Kita, yang medium. Orang tuh memang punya preverensi merek, nah bagaimana penetrasi ke sana, itu tidak mudah,” kata Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Dia mengatakan, selain preferensi masyarakat akan merek, penyebab lainnya adalah ada di tingkat para pedagang itu sendiri. Sebab, kebanyakan pedagang ritel apabila menyerap beras dari Bulog keuntungan penjualan justru kecil.
Oleh karenanya, kebanyakan pedagang memilih beras di luar dari Bulog agar penjulannya bisa maksimal. “Pedagang ritel kita itu jangan dikira mau untung kecil, kalau dijual supaya dia untung Rp 300 itu tidak mau dia, tidak dijual beras Bulog dia itu. Dia jual beras yang lain, karena dia mau untungnya itu minimal Rp 500 – 1.000 per kilogram, ini jadi kendala juga untuk naikkan operasi pasarnya,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah menteri Kabinet Kerja dan pimpinan lembaga di Istana Merdeka, Jakarta. Mereka yang hadir di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, dan Dirut Bulog Budi Waseso.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pertemuan tersebut membahas soal kenaikan harga beras dalam tiga minggu terakhir.”Bicara soal beras, gitu-gitu. Jadi nggak ada yang khusus. Pengecekan saja, bapaknya (Presiden) mengecek.
“Bagaimana sih, beras sekarang, kok saya dengarnya naik?’,” jelas Darmin di Istana Negara, Jakarta.