Channel9.id-Panama. Beberapa kantong berisikan sisa-sisa mayat manusia telah digali dari kuburan masal di Panama dalam operasi pencarian korban-korban penjajahan AS di tahun 1989, pada Jumat (15/10/2021).
Operasi militer itu telah merenggut lebih dari 300 nyawa dan menandakan berakhirnya kediktatoran Jenderal Manuel Noriega. Selama bertahun-tahun, banyak keluarga meminta diadakannya pencarian para mayat korban yang kebanyakan dikubur di kuburan masal.
Jaksa Agung Geomara Guerra mengatakan kalau empat kantung berisikan sisa-sisa korban penjajahan AS telah berhasil dikumpulkan dari kuburan Monte Esperanza di kota Colón.
“Kami berencana untuk terus menggali dan melihat sebarapa banyak kantung sisa mayat korban yang dapat kita kumpulkan,” ucapnya kepada para wartawan.
Dikabarkan kalau tulang belulang mayat itu ditemukan di kantung yang tentara AS gunakan untuk mengubur para korban, tambahnya.
Pada tahun lalu, pemerintah mulai menggali ulang kuburan-kuburan di tempat pemakaman yang berbeda, di Jardin de Paz, dan menemukan 30 mayat tak beridentitas. Mereka menunda operasi tersebut dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
Organisasi Hak Asasi Manusia sudah lama mengestimasikan jumlah asli korban penjajahan AS itu bisa lebih dari 300 orang. Hal itu mendorong Presiden Juan Carlos Varela untuk membuat komisi investigasi yang akan menyelidiki jumlah asli korban penjajahan AS tersebut.
Dari operasi militer AS itu, hanya 23 tentaranya saja yang tak selamat.
Invasi itu memberikan luka mendalam untuk kebanyakan warga Panama yang setiap tahunnya mengenang kejadian tersebut dan menetapkan tanggal 20 Desember sebagai hari berkabung nasional.
(RAG)