Channel9.id-Inggris. Virus corona varian Delta adalah sumber kekhawatiran kita semua karena hasil lab menunjukkan kalau varian tersebut lebih mudah menyebar dan lebih kebal terhadap vaksin daripada varian lainnya, Kamis (17/6/202).
Namun, ada bukti yang menunjukkan kalau vaksin yang sekarang masih efektif dalam melawan varian Delta setelah kita mendapatkan vaksin kedua kita.
Ini yang harus kita ketahui:
Sebuah penelitian dari Inggris di jurnal medis The Lancet pada awal Juni meneliti tingkat antibodi penetralisir yang diproduksi oleh pasien Covid-19 Delta (varian India), Alpha (varian Inggris) dan Beta (varian Afrika Selatan) yang sudah divaksin.
Mereka menemukan bahwa tingkat antibodi pada vaksin Pfizer enam kali lebih kecil untuk pasien varian Delta daripada di pasien dengan virus corona yang biasa.
Baca juga: Presiden Brasil Minta Jadwal Pengiriman Vaksin Pfizer Dimajukan
Varian Alpha dan Beta juga menunjukkan respon yang kecil, dengan 2.6 lebih kecil pada varian Alpha, dan 4.9 lebih kecil untuk varian Beta.
Sebuah penelitian dari Pracis dari Institut Pasteur juga menyimpulkan kalau produksi antibodi penetralisir pada vaksin Pfizer tiga sampai enam kali kurang efektif dalam menghadapi varian Delta daripada varian Alpha.
Walaupun kedua penelitan tersebut mempunyai kesimpulan yang hampir sama, tingkat antibodi yang diuji di lab itu tidak cukup untuk menentukan efektif atau tidaknya vaksin tertentu. Khususnya, mereka tidak mempertimbangkan respon imun kedua dalam bentuk Sel T pembunuh. Sel tersebut menyerang sel yang sudah terinfeksi, bukan virusnya.
Kesimpulannya, observasi terjun langsung sangat krusial dalam menentukan keefektifan sebuah vaksin.
Menurut data dari Kesehatan Umum Inggris pada hari Senin, divaksin dengan Pfizer dan AstraZeneca cukup efektif membuat pasien Covid-19 varian Delta dan Alpha, tidak harus dirawat di rumah sakit.
Data tersebut menunjukkan vaksin Pfizer telah mencegah 96% pasien harus dirawat di rumah sakit karena varian Delta, Sedangkan AstraZeneca 92% dalam penelitiannya yang melibatkan 14,000 orang.
Sedangkan tim vaksin Sputnik V dalam Twitter mengatakan kalau vaksin mereka lebih efektif dalam melawan varian Delta. Mereka tidak merilis hasil penelitiannya tapi mengatakan kalau penelitian oleh Gamaleya Center sudah memberikan penelitiannya agar dapat dipublikasi di jurnal review internasional.
Apakah mendapatkan vaksin pertama saja cukup? Sejauh ini baru vaksin Johnson & Johnson saja yang baru bisa mencapai keefektifannya hanya dengan satu dosis saja. Namun masih belum ada data yang menunjukkan bagaimana cara kerja vaksin tersebut dalam melawan varian Delta.
Sedangkan untuk vaksin lainnya, lab dan uji coba langsung menunjukkan satu dosis vaksin mana saja hanya akan memberikan perlindungan terbatas terhadap varian Delta.
“Setelah mendapatkan satu dosis vaksin Pfizer, 79 persen orang sudah mendapatkan antibodi penetralisir yang cukup untuk melawan Covid varian biasa, tapi angka ini jatuh ke angka 32 persen saat melawan varian Delta,” ungkap penelitian Inggris di bulan Juni.
Institut Pasteur menemukan bahwa satu dosis vaksin AstraZeneca tak akan mampu melakukan apapun dalam menghadapi virus corona varian Delta.
Karena itu, para peneliti setuju kalau cara terbaik dalam menangkal virus corona varian Delta adalah dengan divaksin secara penuh.
Peneliti Prancis terkenal, Jean-François Delfraissy mengatakan “Dengan membuat banyak orang divaksin dapat membantu menahan penyebaran varian Delta,” ujarnya.
(RAG)