Channel9.id-Jakarta. Facebook meluncurkan program baru untuk menggaet lebih banyak konten kreator. Kali ini, perusahaan berfokus pada layanan berlangganan, yang disebut bisa membantu konten kreator menghindar dari keharusan membayar komisi 30% untuk Apple, untuk pembelian dalam aplikasi.
Jejaring sosial ini meluncurkan formulir web untuk berlangganan, sehingga konten kreator bisa menggiring penggemarnya untuk berlangganan di luar aplikasi menggunakan Facebook Pay—ketimbang melakukan pembelian dalam aplikasi Apple. “Ketika orang berlangganan menggunakan tautan ini, konten kreator akan memiliki semua uang yang mereka peroleh (dikurangi pajak),” tulis Mark Zuckerberg melalui unggahannya, dikutip dari Engadget (4/11).
Baca juga: Facebook Berubah Jadi Meta, Meta PC Tuntut Ratusan Miliar
Selain itu, perusahaan memperkenalkan program bonus lain, di mana mereka akan membayar konten kreator antara $5 dan $20 (atau Rp71 ribu dan Rp287 ribu) untuk setiap pelanggan baru yang mendaftar hingga akhir tahun. Perusahaan juga mengatakan bahwa konten kreator bisa mendapat bonus hingga $10.000 (atau Rp143 juta).
“Program bonus baru ini hanya untuk penerima undangan di 27 pasar, di mana fitur langganan tersedia untuk pembuat konten,” kata Facebook, sembari mencatat bahwa pihaknya ingin memperluas program tersebut dalam beberapa bulan mendatang.
Diketahui, Zuckerberg telah lama berseteru dengan Apple. “Pajak App Store” menjadi hal yang kerap disinggung olehnya terkait produk Apple, iPhone. Facebook sendiri membuat solusi bagi pebisnis supaya bisa menghindari pembelian dalam aplikasi untuk acara berbayar. Pun telah memberi tahu konten kreator bahwa Facebook tak akan memotong penghasilan mereka hingga 2023.
Menggaet konten kreator memang menjadi prioritas bagi Facebook. Sebelumnya, perusahaan mengumumkan rencana untuk menyalurkan $1 miliar (atau Rp14 triliun) untuk program konten kreator hingga akhir tahun depan. Selain itu, perusahaan juga menyadari bahwa konten kreator kunci merupakan kunci untuk menghadapi saingan seperti TikTok dan YouTube.
Sembari berjalan, mereka juga ingin menggaet kembali kalangan “dewasa muda”. Diketahui, beberapa waktu lalu, dokumen internal perusahaan menunjukkan bahwa Facebook dan Instagram mengalami penurunan jumlah pengguna yang lebih muda di platformnya. Hal ini dikhawatirkan oleh para eksekutif.
(LH)