Channel9.id – Jakarta. Staf Khusus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026 Arsjad Rasjid, Arif Rahman melaporkan dugaan pengeroyokan terhadap dirinya ke Polda Metro Jaya, Selasa (17/9/2024). Arif melaporkan tokoh Maluku Umar Kei dan adik ipar Ketua Umum Kadin versi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Anindya Bakrie, Taufan Eko Nugroho Rotorasiko, atas pengeroyokan terhadap dirinya di menara Kadin, Jakarta Selatan.
Laporan Arif teregistrasi dengan nomor STTLP/B/5591/IX/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA. Arif Rahman melaporkan terkait Pasal 170 KUHP tentang Tindak Pidana pengeroyokan.
“Iya betul (membuat laporan). Pengeroyokan sebenarnya. Jadi, (terjadinya) di gedung Menara Kadin,” kata Arif Rahman saat dihubungi wartawan, Rabu (18/9/2024).
Peristiwa terjadi pada Senin (16/9/2024) malam. Arif menjelaskan, dugaan pengeroyokan bermula saat Arif bersama staf khusus yang lain ditugaskan Arsjad untuk mengecek Menara Kadin Indonesia di Jalan Rasuna Said, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024). Saat mendatangi lokasi, Arif membawa surat kontrak penyewaan gedung Menara Kadin Indonesia atas nama Arsjad Rasjid.
Namun, di lokasi tersebut, ada puluhan orang tak dikenal yang mengadang Arif, termasuk terlapor.
“Saya ini kan sebagai staf khusus Ketua Umum Kadin Pak Arsjad Rasjid. Jadi, Pak Arsjad Rasjid menugaskan kepada kami tiga, ada staf khusus, untuk mengecek kantor, dan kami membawa bukti bahwa kami menyewa dengan pengelola gedung Menara Kadin. Di sana ternyata sudah ada beberapa orang yang tidak kami kenal. Mungkin kurang lebih 50 orang atau 100 orang,” jelasnya.
Arif mengatakan saat itu dirinya menelpon pihak terlapor. Saat itu mereka pun bertemu di sebuah aula di menara Kadin.
Arif menyampaikan keberatannya atas penempatan gedung tersebut. Sebab, menurut Arif, gedung tersebut sudah disewa pihaknya mengacu pada Keppres pengangkatan ketua Kadin.
“Kita berpedoman kepada Keppres tentang pengangkatan Ketua Kadin. Jadi, kami merasa, kami berhak di sini, dan di sini kami menyewa, bukan kantor orang lain. Kami atas nama Pak Arsjad, Direktur Eksekutif Hotasi Nababan, dan ada tanda bukti kontrak sewa-menyewa dengan pengelola gedung,” kata dia.
“Artinya ini kan kantor kami, dan kami berpedoman pada Keppres. Saat ini, Keppres masih atas nama Bapak Arsjad Rasjid. Jadi, kalau nanti Bung Taufan ada di pihak Anin, kalau Keppres keluar, saya juga akan keluar’, saya bilang kayak gitu. Jadi, saat ini Keppres di siapa? Masih Pak Arsjad Bung Taufan’. Berarti kan saya bisa berkantor,” imbuhnya.
Namun, menurut Arif, Umar Kei selalu menyela pembicaraannya. Oleh karenanya, Arif menyampaikan bahwa ini merupakan masalah internal Kadin Indonesia.
Arif juga meminta ke semua pihak yang bukan berstatus anggota Kadin Indonesia untuk keluar dari ruangan. Mendengar ucapan Arif, Umar Kei disebut tak terima.
“Saya potong, saya bilang, ‘Ini urusan rumah tanggal Kadin. Walaupun perbedaan persepsi antara kami. Tapi kami keluarga besar’. Saya bilang kayak gitu. ‘Jadi, saya berharap yang bukan anggota Kadin, silakan keluar’. Beliau (terlapor) marah. Berdiri mengambil minuman kaleng langsung menimpuk ke arah mata saya dan saya kena di pelipis,” tuturnya.
Arif pun marah dan langsung bangun dari kursinya. Sementara itu, anak buah Umar Kei yang berada di sisi kiri langsung menyerang Arif.
“Saya agak marah, saya bangun ternyata anak buah terlapor ada di sebelah kiri saya langsung menyerang saya gitu. Dipukul kepala, kemarin memar di atas kepala saya lah,” ungkapnya.
Situasi pembicaraan di aula tersebut memanas hingga Arif menyebut dirinya memanggil orang-orangnya. Saat itu terjadi bentrokan di antara kedua belah pihak.
“Setelah itu kejadian tidak menentu lagi pada akhirnya mereka ada pasukan dan akhirnya saya undang teman-teman kita untuk ke Kadin akhirnya terjadi bentrokan,” tuturnya.
HT